Banner

Tim UGM kembangkan alat deteksi dini ‘stunting’

Ilustrasi. (Luma Pimentel on Unsplash)

Jakarta (Indonesia Window) – Tim peneliti Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengembangkan perangkat bernama GAMA-KiDS untuk membantu deteksi dini stunting.

“Pengembangan GAMA-KiDS tidak lepas dari isu stunting yang telah menjadi sorotan sejak beberapa tahun belakangan, bahkan pada masa pandemik COVID-19,” ujar Dosen dari Departemen Gizi Kesehatan FKKMK UGM Dr. Siti Helmiyati melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Jumat (24/12).

Menurut dia, berbagai riset membuktikan bahwa masalah stunting di Indonesia perlu perhatian khusus. Salah satu kunci dalam upaya mengatasi stunting adalah kecepatan deteksi dini yang umumnya dilakukan oleh kader Posyandu.

Perangkat tersebut diharapkan membantu meningkatkan kemampuan petugas Posyandu dalam melakukan deteksi dini stunting.

Dr. Siti Helmiyati menerangkan, stunting merupakan kondisi tinggi atau panjang badan anak yang kurang dari 2 standar deviasi dari rerata tinggi atau panjang badan kelompok usianya.

Banner

GAMA-KiDS, terangnya, terdiri dari tikar untuk mengukur panjang badan, cakram ukur status gizi dan panjang badan menurut usia, serta buku petunjuk penggunaan.

Stunting dapat berdampak pada penurunan kemampuan kognitif, sistem imun yang lemah, dan perkembangan emosional yang rendah,” katanya.

Apabila seorang anak telah menunjukkan tanda-tanda stunting dan tidak segera mendapatkan perbaikan status gizi, akibatnya di masa dewasa sulit menjadi orang yang produktif, mudah sakit, dan menjadi beban baik bagi dirinya sendiri, keluarga, dan masyarakat.

Menurut Dr. Siti Helmiyati, upaya mendeteksi dini stunting masih menghadapi sejumlah kendala karena belum semua kader Posyandu mampu melakukan deteksi dini. Selain itu, tidak semua daerah memiliki alat ukur panjang badan yang valid.

“Banyak alat ukur panjang badan yang digunakan dibuat sendiri secara swadaya oleh masyarakat dan belum teruji validitasnya,” kata dia.

GAMA-KiDS pertama kali dikembangkan pada tahun 2019 dan diteliti lebih lanjut pada tahun 2020 dan 2021 melalui pendanaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dan diuji coba di Posyandu di Yogyakarta dan Aceh.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan