Pengiriman bantuan kemanusiaan PBB di Gaza alami kemunduran
Pengiriman bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza mengalami kemunduran sejak kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku.
PBB (Xinhua/Indonesia Window) – Peningkatan skala yang direncanakan dalam pengiriman bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza mengalami kemunduran sejak kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku, demikian disampaikan Tom Fletcher, kepala urusan bantuan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada Rabu (15/10).
“Kita tidak boleh gagal dalam memastikan pengimplementasian sepenuhnya dari kesepakatan yang telah dibuat,” kata Fletcher, yang juga menjabat sebagai wakil sekretaris jenderal PBB. “Sebelumnya pada pekan ini, kami berhasil memulai peningkatan skala bantuan kemanusiaan setelah berbulan-bulan menghadapi frustrasi dan hambatan. Makanan, obat-obatan, bahan bakar, air, gas masak, dan tenda berhasil disalurkan kepada mereka yang membutuhkannya. Kami telah membuat kemajuan dalam membersihkan jalan dan membuka kembali toko roti. Kami ikut merasakan kebahagiaan dan kelegaan keluarga-keluarga yang dipertemukan kembali.”
Israel pada Selasa (14/10) mengumumkan bahwa pihaknya akan mengurangi separuh jumlah truk pengangkut bantuan yang diizinkan masuk ke Gaza, atau mengurangi sekitar 300 truk.
Otoritas Israel mengeklaim bahwa pengurangan tersebut dipicu oleh kegagalan Hamas untuk menyerahkan jenazah para sandera yang tewas.
Koordinator urusan bantuan kemanusiaan PBB itu mengatakan Hamas harus melakukan upaya maksimal untuk memulangkan seluruh jenazah sandera yang tewas, dan bahwa Israel harus mengizinkan lonjakan besar bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan oleh begitu banyak orang.
Lebih lanjut dikatakan Fletcher bahwa komunitas kemanusiaan bertekad untuk menyelamatkan nyawa, apa pun hambatannya.
“Kami tidak akan menerima campur tangan apa pun dalam pendistribusian bantuan kami,” tambahnya.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), yang dipimpin oleh Fletcher, mengatakan bahwa upaya kemanusiaan di lapangan terus berlanjut untuk Gaza.
OCHA mengatakan mitra-mitranya mendukung produksi atau pengiriman ratusan ribu paket makanan dan roti setiap harinya.
Kantor tersebut pada Senin (13/10) menyatakan bahwa sisi Israel di perlintasan perbatasan Kerem Shalom/Karem Abu Salem dan Kissufim ditutup untuk pertukaran warga Israel yang disandera Hamas dan warga Palestina yang ditahan Israel. Tidak ada kargo yang dapat diturunkan, dan hanya pasokan terbatas yang sebelumnya telah disetujui melewati perlintasan itu yang dapat diambil di sisi Gaza.
OCHA menambahkan bahwa pada Selasa, kedua perlintasan tersebut tetap ditutup untuk pasokan bantuan kemanusiaan dari sisi Israel. Namun demikian, PBB dan mitra-mitranya dapat mengumpulkan kargo yang sebelumnya telah diizinkan dari sisi Gaza untuk mendukung operasi kesehatan, air, kebersihan, sanitasi, dan makanan.
Menurut kantor PBB itu, seluruh tujuh misi kemanusiaan yang mengajukan permintaan koordinasi dengan otoritas Israel telah difasilitasi pada Selasa, dengan hanya satu misi yang sempat terhambat di lapangan, namun akhirnya tetap berhasil dilaksanakan.
Gerakan terkoordinasi tersebut memungkinkan tim-tim untuk mengumpulkan pasokan dari perlintasan dan mempercepat pembersihan jalan menuju perlintasan Zikim di Jalur Gaza utara, sebagai antisipasi pembukaannya.
“Kami semua sedang berusaha menyesuaikan diri dengan situasi baru ini, dan kami sedang berupaya mencari cara untuk secara signifikan meningkatkan volume bantuan yang masuk melalui lebih banyak perlintasan,” ujar Stephane Dujarric, juru bicara utama sekretaris jenderal PBB, dalam sebuah taklimat harian.
Laporan: Redaksi

.jpg)








