Stasiun Bulan Luna-25 diharapkan menjadi stasiun pertama dalam sejarah yang mendarat di kutub selatan Bulan, wilayah dengan medan yang kompleks dan sumber daya yang potensial.
Vladivostok, Rusia (Xinhua) – Rusia meluncurkan stasiun Bulan miliknya, Luna-25, dengan sukses pada Jumat (11/8) dini hari waktu setempat, mengawali misi bersejarah untuk menjelajahi kutub selatan Bulan.
Stasiun tersebut, yang tidak memiliki kapsul pembawa pulang, diluncurkan dari Kosmodrom Vostochny di Oblast Amur di Timur Jauh Rusia menggunakan roket Soyuz-2.1b yang dilengkapi Fregat pada tingkat atas (upper stage).
Sembilan menit setelah lepas landas, Fregat pada tingkat atas bersama stasiun Luna-25 memisahkan diri dari tingkat ketiga roket. Sekitar satu jam kemudian, Luna-25 memisah dari Fregat dan berhasil memasuki jalur penerbangan menuju Bulan, menandai kesuksesan penuntasan tahap pertama misi ini.
Misi ini terdiri dari empat tahap. Tahap kedua adalah penerbangan ke Bulan, yang akan memakan waktu sekitar lima hari. Lintasan akan disesuaikan sebanyak dua kali, yakni 1,5 hari setelah peluncuran dan sehari sebelum memasuki orbit Bulan.
Tahap ketiga adalah mengorbit di Bulan. Stasiun Luna-25 akan terbang mengelilingi Bulan dalam orbit kutub melingkar pada ketinggian 100 kilometer selama tiga hari.
Tahap keempat adalah pendaratan. Stasiun akan dipindahkan ke orbit pendaratan elips dengan ketinggian minimum 18 kilometer. Pendaratan lunak di area kutub selatan Bulan diperkirakan akan terjadi. Menurut Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, pendaratan kemungkinan akan terjadi pada 21 Agustus.
Luna-25 diharapkan menjadi stasiun pertama dalam sejarah yang mendarat di kutub selatan Bulan, wilayah dengan medan yang kompleks dan sumber daya yang potensial. Tujuan utama misi ini adalah untuk menguji teknologi pendaratan lunak, meneliti struktur internal, dan menjelajahi sumber daya kutub selatan Bulan.
Laporan: Redaksi