Banner

Media AS: RSV, COVID-19, dan flu sebabkan rumah sakit di AS kewalahan

Sejumlah kendaraan polisi terlihat di North Shore Hospital di Highland Park, Illinois, Amerika Serikat, pada 4 Juli 2022. (Xinhua/Vincent Johnson)

Sistem perawatan kesehatan AS telah menanggung terlalu banyak beban, saat rumah sakit di seluruh penjuru negara itu kewalahan akibat kombinasi dari sederet penyakit pernapasan (RSV, virus corona, flu), krisis staf, dan penutupan panti wreda.

 

New York City, AS (Xinhua) – Rumah sakit di seluruh penjuru Amerika Serikat (AS) kewalahan akibat kombinasi dari sederet penyakit pernapasan (RSV, virus corona, flu), krisis staf, dan penutupan panti wreda yang memunculkan tekanan bagi sistem perawatan kesehatan yang sebelumnya memang sudah menanggung terlalu banyak beban, demikian dilaporkan oleh The Washington Post akhir pekan lalu.

“Para pakar meyakini bahwa masalah ini akan semakin memburuk dalam bulan-bulan mendatang,” kata laporan itu.

“Ini bukan hanya masalah. Ini adalah krisis,” kata Anne Klibanski, presiden sekaligus CEO rumah sakit nirlaba Mass General Brigham di Boston, seperti dikutip surat kabar tersebut. “Kami merawat pasien di lorong unit gawat darurat kami. Terdapat krisis kapasitas yang sangat besar, dan semakin tidak memungkinkan (bagi kami) untuk merawat pasien dengan cara yang tepat dan memberikan perawatan terbaik yang seharusnya kami berikan.”

Lebih dari setengah juta orang di sektor layanan sosial dan perawatan kesehatan di negara itu mengundurkan diri dari pekerjaan mereka pada September, yang sebagian alasannya dapat dikaitkan dengan kelelahan yang berhubungan dengan pandemik virus corona. Asosiasi Medis Amerika (American Medical Association) mengatakan 1 dari 5 dokter berencana untuk meninggalkan pekerjaannya dalam waktu dua tahun, sebut laporan itu.

Sejak awal pandemik, petugas layanan kesehatan menghadapi peningkatan tindak kekerasan, tutur Christopher S. Kang, Presiden American College of Emergency Physicians.

Menurut Asosiasi Rumah Sakit Amerika (American Hospital Association), 44 persen perawat melaporkan tindak kekerasan fisik, dan 68 persen mengatakan mereka mengalami pelecehan verbal sejak pandemik mulai merebak, imbuh laporan tersebut.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan