Tesla tarik kembali 2 juta lebih unit kendaraannya akibat masalah keamanan autopilot

Seorang pria mengamati Tesla Model X saat pratinjau media Brussels Motor Show ke-100 di Brussel, Belgia, pada 13 Januari 2023. (Xinhua/Zheng Huansong)

Sistem keamanan autopilot Tesla dinilai tidak cukup untuk mencegah penyalahgunaan pengemudi, menyebabkan produsen mobil tersebut menarik kembali lebih dari 2 juta unit kendaraannya.

 

San Francisco, AS (Xinhua) – Tesla pada Rabu (13/12) mengatakan pihaknya menarik kembali (recall) lebih dari 2 juta unit kendaraannya akibat masalah keamanan autopilot setelah sebuah investigasi menemukan bahwa sistem keamanan autopilot di kendaraan-kendaraan tersebut “tidak cukup untuk mencegah penyalahgunaan pengemudi.”

“Dalam keadaan tertentu ketika fitur Autosteer diaktifkan, keunggulan dan cakupan kendali dari fitur tersebut kemungkinan tidak cukup untuk mencegah penyalahgunaan pengemudi,” menurut pemberitahuan penarikan tersebut.

Penarikan ini mencakup Model S 2012-2023, Model X 2016-2023, Model 3 2017-2023, dan Model Y 2020-2023, atau hampir seluruh mobil Tesla yang telah terjual di Amerika Serikat (AS) yang dilengkapi dengan Autosteer, sebuah fitur “kendali perjalanan yang sadar lalu lintas”.

Penarikan tersebut dilakukan menyusul penyelidikan oleh Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (National Highway Traffic Safety Administration/NHTSA), yang berada di bawah naungan Departemen Transportasi AS. NHTSA menyelidiki 11 insiden yang melibatkan fitur Autosteer Tesla pada Agustus 2021 dan menemukan bahwa “terdapat kemungkinan peningkatan risiko tabrakan” saat Autosteer digunakan.

Tesla tidak sependapat dengan analisis teknik dari NHTSA mengenai masalah Autosteer ini, tetapi setuju untuk secara sukarela melakukan penarikan serta pembaruan pemrograman melalui udara (over-the-air update) secara gratis terhadap perangkat lunak kendaraan-kendaraan yang terdampak.

Pembaruan tersebut akan “memasukkan kendali dan peringatan tambahan” guna “lebih mendorong pengemudi untuk tetap terus bertanggung jawab terhadap jalannya kendaraan saat Autosteer diaktifkan,” kata laporan keamanan NHTSA.

Seorang juru bicara NHTSA pada Rabu mengatakan bahwa penyelidikannya “tetap terbuka seiring kami memantau keefektifan pembaruan Tesla dan terus bekerja sama dengan produsen mobil tersebut guna memastikan tingkat keamanan tertinggi.”

“Teknologi otomatis memberikan harapan besar dalam meningkatkan keselamatan, tetapi hanya jika diterapkan secara bertanggung jawab; tindakan hari ini adalah contoh perbaikan sistem otomatis dengan memprioritaskan keselamatan,” imbuh juru bicara itu.

Pada Februari tahun ini, Tesla menarik lebih dari 360.000 unit kendaraannya karena versi perangkat lunak “full self-driving” miliknya berpotensi meningkatkan risiko kecelakaan, kata NHTSA saat itu.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan