Jakarta (Indonesia Window) – Para arkeolog China telah menemukan sisa-sisa alkohol dan sutra kuno yang berusia lebih dari 5.000 tahun, selama penggalian keempat situs Desa Yangshao di Provinsi Henan, China bagian tengah, menurut Kantor Berita Xinhua yang dikutip pada Jumat.
Bekerja dengan institusi di dalam dan luar negeri, termasuk Universitas Stanford dan Museum Sutra Nasional China, para arkeolog mendeteksi residu protein sutra dalam sampel tanah tulang manusia di situs Desa Yangshao. Mereka juga menemukan minuman keras yang terbuat dari biji-bijian yang difermentasi dalam botol beralas tajam yang berasal dari periode tengah dan akhir dari Budaya Yangshao.
Li Shiwei, penanggung jawab situs penggalian, mengatakan temuan alkohol kuno tersebut memberikan bukti langsung tentang pembuatan bir dan konsumsi alkohol biji-bijian di area distribusi inti Budaya Yangshao.
Menurut Liu Haiwang, kepala Institut Warisan Budaya dan Arkeologi Provinsi Henan, sejumlah sisa sutra yang ditemukan dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa nenek moyang di bagian tengah Sungai Kuning memelihara ulat sutra dan menghasilkan sutra lebih dari 5.000 tahun yang lalu.
Para arkeologu juga menggali untuk pertama kalinya beberapa artefak batu giok, termasuk batu giok tomahawk (kapak bermata satu) yang merupakan simbol kekuatan militer.
Pada tahun 1921, penggalian pertama di situs Desa Yangshao, yang berada di Kabupaten Mianchi, Provinsi Henan, menandai lahirnya arkeologi China. Nama budaya arkeologi pertama China yang dikenal, Budaya Yangshao, juga berasal dari situs ini.
Pada tahun 1951 dan 1980, China meluncurkan penggalian arkeologi kedua dan ketiga.
Berasal dari sekitar bagian tengah Sungai Kuning, Budaya Yangshao dianggap sebagai aliran penting peradaban China, dan dikenal luas karena teknologi pembuatan tembikarnya yang canggih.
Penggalian arkeologi keempat di situs Desa Yangshao dimulai pada 22 Agustus 2020, dan hingga kini masih terus berlangsung.
Laporan: Redaksi