Serikat petani Prancis menyerukan agar aksi pemblokiran jalan dihentikan pada Kamis (1/2) sore waktu setempat setelah pemerintah menawarkan lebih banyak bantuan dan dukungan.
Paris, Prancis (Xinhua) – Dua serikat petani utama di Prancis menyerukan agar aksi pemblokiran jalan dihentikan pada Kamis (1/2) sore waktu setempat setelah pemerintah menawarkan lebih banyak bantuan dan dukungan.
“Beberapa poin yang kita sampaikan telah didengar,” ujar Arnaud Rousseau, presiden serikat petani nasional Prancis (FNSEA), dalam sebuah konferensi pers.
“Berdasarkan semua yang telah diumumkan, kita perlu mengubah bentuk aksi kita. Oleh karena itu, kami menyerukan agar kantor-kantor lokal mengakhiri blokade dan beralih ke bentuk aksi unjuk rasa yang lain,” kata Presiden Serikat Petani Muda Arnaud Gaillot.
Beberapa jam sebelumnya, Perdana Menteri Prancis Gabriel Attal dan para menteri ekonomi dan pertanian negara itu mengemukakan serangkaian langkah untuk menenangkan para petani. Dalam sepekan terakhir, para petani yang memprotes rendahnya pendapatan, regulasi yang memberatkan, dan persaingan yang tidak adil dari negara-negara lain mengepung Paris dan kota-kota besar lainnya dengan barikade traktor.
Attal mengumumkan bahwa rencana Ecophyto Prancis, yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan pestisida, akan dihentikan, disusun ulang, dan disederhanakan. Hal ini menjawab salah satu keluhan utama para petani, yaitu bahwa Prancis memberlakukan peraturan yang lebih ketat terhadap produk pestisida dibandingkan negara-negara lain.
Pemerintah Prancis menjanjikan paket senilai 150 juta euro atau sekitar 162,93 juta dolar AS dalam bentuk pajak dan bantuan sosial bagi para peternak, selain paket senilai 80 juta euro yang diumumkan pada Rabu (31/1) untuk mendukung para produsen wine. Pemerintah juga berjanji untuk memerangi penipuan dengan lebih baik, dengan pemeriksaan yang lebih ketat terhadap asal-usul produk.
*1 euro = 17.026 rupiah
**1 dolar AS = 15.775 rupiah
Laporan: Redaksi