Banner

Feature – Warga Palestina hidup dalam ketakutan saat Israel kembali gempur Gaza

Orang-orang menyelamatkan warga yang terluka pascaserangan udara Israel di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 1 Desember 2023. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Serangan udara Israel di Jalur Gaza selatan setelah gencatan senjata kemanusiaan Hamas-Israel selama tujuh hari berakhir pada 1 Desember, kembali menelan korban jiwa di pihak Palestina, yang sebagian besar merupakan wanita dan anak-anak.

 

Gaza, Palestina (Xinhua) – Nermeen Abu Zowayed, seorang warga Khan Younis di Jalur Gaza selatan, terbangun ketakutan ketika mendengar ledakan keras di dekat rumahnya.

Ibu empat anak berusia 39 tahun itu langsung berlari ke kamar tidur anak-anaknya untuk memeriksa karena mereka terdengar mulai berteriak dan sangat ketakutan.

Wanita itu kemudian menyadari bahwa ledakan tersebut berasal dari serangan udara besar-besaran Israel di daerah kantong pesisir tersebut setelah gencatan senjata kemanusiaan Hamas-Israel selama tujuh hari berakhir pada Jumat (1/12) pagi.

Rumah berguncang, kaca pecah, dan kepanikan besar terjadi akibat pengeboman Israel yang mengenai target di dekat sini, kata Zowayed.

“Kami adalah orang-orang yang tidak bersalah dan tidak dapat melindungi diri dari serangan apa pun. Saya dan anak-anak saya hidup dalam kekhawatiran dan ketakutan menjadi sasaran serangan Israel,” tutur Zowayed sambil memeluk anak-anaknya.

“Kembalinya perang berarti ketakutan dan kecemasan, semakin banyak kehancuran, semakin banyak martir dan korban luka, serta semakin banyak tragedi bagi keluarga,” tuturnya.

Serangan udara Israel
Orang-orang memeriksa sebuah bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 1 Desember 2023. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Abu Iyad Marzouk (65) yang kini tinggal di sebuah sekolah milik badan PBB setelah mengungsi dari rumahnya di kawasan Al-Tuffah, sebelah timur Gaza City, mengalami serangan panik pascaledakan yang disebabkan oleh serangan udara Israel.

“Saya pikir saya akan mati karena serangan udara tersebut. Serangan itu sangat dekat dan tiba-tiba menyerang rumah tetangga kami,” ujarnya.

Dia mengatakan kembalinya konflik berarti orang-orang yang terpaksa mengungsi dari rumah mereka akan tetap berada di sekolah yang beralih fungsi menjadi tempat penampungan itu untuk waktu yang lama dan tidak akan dapat kembali ke rumah mereka, yang mengakibatkan pengungsian massal baru dan perampasan hak milik warga Palestina di Jalur Gaza.

Serangan udara Israel
Orang-orang memeriksa sebuah bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 1 Desember 2023. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Baik Zowayed maupun Marzouk meminta negara-negara Arab dan Islam untuk turun tangan menghentikan serangan Israel.

Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata kemanusiaan pada 24 November. Pertempuran antara kedua pihak berlanjut pada Jumat pagi, setelah Israel menuduh Hamas melanggar perjanjian gencatan senjata dan menembaki wilayah Israel.

Sementara itu, sirene terdengar di kota-kota di Israel di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza pada Jumat pagi untuk pertama kalinya sejak 24 November, menurut media Israel.

Militer Israel mengonfirmasi bahwa pihaknya telah mencegat sebuah rudal yang ditembakkan ke arah Israel dari Jalur Gaza. Setelah serangan itu, Komando Front Dalam Negeri Israel (Israeli Home Front Command) memperketat pedoman bagi warga sipil di beberapa wilayah negara itu.

Serangan Israel di Jalur Gaza pada Jumat telah menewaskan sedikitnya 109 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, menurut data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan