Selandia Baru mendukung kedaulatan dan integritas wilayah Indonesia, serta siap untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan pembangunan di kawasan Pasifik.
Jakarta (Indonesia Window) – Pemerintah Indonesia mengapresiasi konsistensi dukungan Selandia Baru terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Indonesia, serta kesiapan untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan pembangunan di kawasan Pasifik.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi dalam pertemuan bilateral dengan Deputy Prime Minister sekaligus Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Winston Peters, dalam Joint Ministerial Commission (JMC), di ibu kota Selandia Baru, Auckland, Selasa (30/7).
“Selandia Baru adalah salah satu mitra penting Indonesia di Pasifik, baik dalam konteks bilateral maupun kawasan. Tahun ini, hubungan bilateral RI-Selandia Baru memasuki usia 66 tahun,” ujar Menlu Retno.
Pertemuan JMC kali ini membahas isu-isu bilateral, kawasan, dan dunia, termasuk situasi di Myanmar dan Palestina. Menlu Retno menekankan pentingnya stabilitas di Pasifik sebagai kunci stabilitas Indo-Pasifik, dan perdamaian di kawasan ini tidak bisa dicapai melainkan dengan kerja sama banyak negara.
Dalam pertemuan JMC tersebut kedua pihak membahas enam hal utama, yakni:
People-to-People Contact. Kedua negara baru saja memfinalisasi Amendment Protocol of the Education Arrangement dan tengah membahas proposal Working Holiday Visa.
Perdagangan dan Investasi. Volume perdagangan kedua negara meningkat lebih dari 13 persen dalam lima tahun terakhir. Kedua pihak menekankan pentingnya peningkatan kerja sama dalam sektor perdagangan, investasi, dan ekonomi, termasuk penandatanganan pengaturan karantina untuk produk pertanian, manfaat skema Regional Seasonal Employment (RSE), kerja sama di sektor halal, serta investasi di sektor energi, wisata, dan ketahanan pangan.
Kerja Sama Pembangunan. Indonesia dan Selandia Baru telah melakuka penandatanganan Statement of Partnership untuk tahun 2024-2026 antara Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Bappenas).
Indonesia mengajak Selandia Baru bekerja sama dalam proyek triangular di kawasan Pasifik, termasuk pembangunan dan pengembangan Pusat Pelatihan Pertanian Regional di Fiji.
Keamanan. Indonesia dan Selandia baru membahas penanganan kejahatan lintas batas, kontra-terorisme, keamanan siber dan maritim, serta dunia bebas senjata nuklir. Bilateral Defence Talk akan diselenggarakan di Jakarta pada September mendatang.
Pemajuan HAM. Kedua negara sepakat untuk memajukan HAM melalui mekanisme Dewan HAM. Indonesia mengapresiasi dukungan Selandia Baru dalam pencalonan Indonesia di Dewan HAM tahun lalu.
Kerja Sama Lingkungan. Kedua negara sepakat untuk menjalin kerja sama di bidang energi geothermal (panas bumi) melalui proyek Kamojang di Garut, Jawa Barat, yang bertujuan mencapai target emisi nol karbon sebelum 2060. Indonesia dan Selandia Baru akan melakukan penandatanganan MoU di bidang energi terbarukan dan konservasi energi pada September mendatang.
Selain isu bilateral, JMC juga membahas isu-isu kawasan dan global, termasuk pameran Pacific Exposition, komitmen Indonesia terhadap kawasan Pasifik melalui kolaborasi dengan Melanesian Spearhead Group (MSG) dan Pacific Island Forum (PIF), serta dukungan Selandia Baru terhadap pengajuan keanggotaan Indonesia di Organisation for Economic Co-operation and Development OECD.
Pada akhir pertemuan tersebut, kedua menlu menandatangani Plan of Action of the Indonesia – New Zealand Comprehensive Partnership untuk periode 2025-2029, yang berisi berbagai isu prioritas dan kerja sama konkret dalam kerangka Kemitraan Komprehensif kedua negara.
Laporan: Redaksi