Banner

UNICEF sebut lebih dari 9 juta anak putus sekolah di Ethiopia

Angin puting beliung membubung tinggi ke langit di daerah kering di Wilayah Somalia, Ethiopia, pada 11 Juni 2023. (Xinhua/Michael Tewelde)

Sektor pendidikan di Ethiopia telah luluh lantak, dengan lebih dari 9 juta anak saat ini putus sekolah akibat konflik, bencana alam, dan pengungsian.

 

Addis Ababa, Ethiopia (Xinhua/Indonesia Window) – Lebih dari 9 juta anak di Ethiopia terpaksa putus sekolah karena bencana alam dan bencana akibat ulah manusia, demikian diungkapkan oleh Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF).

Dalam Laporan Situasi Kemanusiaan Ethiopia terbaru yang dirilis pada Kamis (2/1) malam waktu setempat, UNICEF mengatakan bahwa lebih dari 6.000 sekolah telah ditutup di seantero negara Afrika Timur itu akibat dampak perubahan iklim dan konflik.

Laporan tersebut juga menyebut bahwa lebih dari 10.000 sekolah, yang mewakili 18 persen jumlah sekolah di seluruh negara itu, telah rusak akibat konflik dan dampak peristiwa iklim. Hal ini semakin mengurangi ketersediaan ruang pembelajaran yang aman dan fungsional bagi anak-anak.

Menyoroti situasi konflik yang sedang berlangsung di berbagai wilayah di Ethiopia, terutama di wilayah Amhara dan Oromia, UNICEF mengatakan bahwa sektor pendidikan telah “luluh lantak.” Lebih dari 9 juta anak saat ini putus sekolah akibat konflik, bencana alam, dan pengungsian.

Banner

Pemerintah Ethiopia kerap menyalahkan “kelompok-kelompok ekstremis” karena menghalangi berbagai layanan vital, seperti inisiatif pendidikan dan pembangunan, di daerah-daerah di mana kelompok-kelompok bersenjata hadir.

Sektor pendidikan di Ethiopia
Warga setempat menerima bantuan sumbangan dari perusahaan China di Dukem, Oromia, Ethiopia, pada 6 September 2023. (Xinhua/Michael Tewelde)

Sementara itu, UNICEF memperingatkan bahwa kekurangan dana menghambat respons kemanusiaan di Ethiopia pada saat negara itu menghadapi kebutuhan kemanusiaan yang meningkat.

“UNICEF terus meminta dukungan untuk memastikan bahwa anak-anak dan pengasuh mereka menerima dukungan yang mampu menyelamatkan jiwa pada 2024 dan seterusnya,” kata badan tersebut.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan