Banner

Shanghai targetkan ‘output’ industri masa depan capai 500 miliar yuan pada 2030

Seorang pengunjung menjajal mikroskop digital untuk operasi mata di stan ZEISS dalam Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE) kelima di Shanghai, China timur, pada 6 November 2022. (Xinhua/Li Jing)

Sektor industri Shanghai diharapkan mencapai output sekitar 500 miliar yuan (sekira 1.095 triliun rupiah) pada 2030 mendatang, dengan berfokus pada pengembangan industri kesehatan, kecerdasan, energi, antariksa, dan material di masa depan.

 

Shanghai, China (Xinhua) – Shanghai menargetkan output industri masa depannya mencapai sekitar 500 miliar yuan (sekira 1.095 triliun rupiah) pada 2030 mendatang, menurut otoritas setempat.

Wu Jincheng, Direktur Komisi Ekonomi dan Teknologi Informasi Kota Shanghai, mengatakan bahwa kota itu akan fokus pada pengembangan industri kesehatan, kecerdasan, energi, antariksa, dan material di masa depan, dengan mempertimbangkan perubahan teknologi dan industri global serta keunggulan Shanghai dalam inovasi dan pengembangan industri.

Sebuah rencana aksi untuk mempromosikan sektor industri Shanghai masa depan juga telah dirilis, yang mengusulkan pembangunan lima klaster industri masa depan.

Di bidang energi hidrogen, kota itu merencanakan untuk membangun sekitar 70 stasiun pengisian bahan bakar hidrogen dan tiga sampai lima platform penelitian dan pengembangan (litbang) inovatif pada 2025 mendatang. Jumlah kendaraan sel bahan bakar hidrogen akan melampaui 10.000 unit, dan skala industri dari rantai industri energi hidrogen akan melebihi 100 miliar yuan, urai rencana aksi tersebut.

Banner

Teknologi 5G

Selain itu, Shanghai, pusat keuangan China, diperkirakan akan memiliki lebih dari 77.000 stasiun pemancar atau base transceiver station (BTS) 5G hingga akhir 2023 sebagai bagian dari upaya kota tersebut untuk meningkatkan jangkauan 5G, demikian disampaikan otoritas setempat.

Lebih dari 4.000 unit bangunan komersial dan bangunan publik utama akan mencapai jangkauan 5G dalam ruangan, dan 90 persen kota tersebut akan memiliki akses ke layanan 5G hingga akhir tahun depan, menurut rencana aksi yang dirilis oleh Administrasi Komunikasi Shanghai.

Rencana tersebut juga mencatat bahwa kecepatan pengunduhan (download) rata-rata di area utama kota itu akan mencapai 1.000 Mbps, sedangkan kecepatan pengunggahan (upload) akan mencapai 200 Mbps.

Shanghai akan memanfaatkan teknologi 5G untuk mendorong transformasi digitalnya. Pada 2023, kota tersebut akan mempromosikan penggunaan 5G di berbagai sektor antara lain layanan medis, pendidikan, pariwisata, dan transportasi.

China telah membangun jaringan 5G terbesar di dunia. Hingga akhir Agustus tahun ini, negara tersebut memiliki lebih dari 2,1 juta BTS 5G, menurut Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China.

Jumlah pengguna ponsel 5G di China mencapai 475 juta per akhir Juli lalu.

Banner

*1 yuan = Rp2.195 rupiah

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan