Jakarta (Indonesia Window) – Seorang mahasiswa Taiwan di Ukraina pada Ahad (13/2) mengatakan bahwa sebagian besar warga Taiwan yang tinggal di sana tidak merasa perlu untuk pergi, meskipun sejumlah pemerintah di dunia memperingatkan kemungkinan invasi Rusia yang akan segera terjadi.
Kehidupan tetap normal di Ukraina, kata Chen, yang belajar di Universitas Linguistik Nasional Kyiv.
“Sekolah dibuka, dan orang-orang pergi berbelanja, makan, dan bersenang-senang di jalanan,” katanya kepada CNA. “Sepertinya invasi Rusia tidak akan terjadi.”
Chen adalah salah satu dari sekitar 25 orang Taiwan yang bekerja atau belajar di Ukraina, yang telah disarankan oleh pemerintah Taiwan untuk pergi sesegera mungkin, sehubungan dengan peringatan dari Amerika Serikat bahwa Rusia akan segera menyerang negara Eropa Timur tersebut.
Seperti kebanyakan orang Taiwan di Ukraina, kata Chen, dia tidak berpikir bahwa situasinya seburuk yang dilaporkan di media Barat, dan mereka semua berpendapat bahwa ada sedikit kemungkinan perang habis-habisan antara Rusia dan Ukraina, itulah sebabnya dia memutuskan untuk tinggal di Kyiv.
“Orang Taiwan yang saya kenal semua berpikir bahwa ketegangan antara Rusia dan Ukraina seperti ketegangan antara China dan Taiwan,” katanya. “Orang-orang dari negara lain mungkin berpikir itu menakutkan untuk melihat pesawat tempur sering terbang di atas kepala, tetapi orang Taiwan sudah terbiasa dengan itu.”
Beberapa mahasiswa asing lainnya di Universitas Linguistik Nasional Kyiv telah pergi, menurut Chen, yang mengambil jurusan bahasa Rusia dan telah tinggal di Kyiv selama satu tahun empat bulan.
Dia mengatakan empat teman sekelasnya dari Korea Selatan berangkat dari Ukraina Ahad pagi, berdasarkan instruksi yang mereka terima sehari sebelumnya dari kedutaan negara mereka di Kyiv.
Para mahasiswa Korea Selatan diberitahu bahwa mereka akan dihukum oleh pemerintah mereka jika mereka tidak mematuhi perintah untuk pergi, kata Chen.
Sementara itu, Chen mengatakan dia telah menerima pembaruan rutin tentang situasi Ukraina melalui grup WhatsApp yang dibentuk oleh Kementerian Luar Negeri Taiwan untuk memberikan informasi yang relevan kepada warga Taiwan yang tinggal di sana.
Kementerian telah menyarankan ekspatriat Taiwan di Ukraina untuk pergi sesegera mungkin, tetapi belum mengeluarkan perintah untuk melakukannya, katanya.
Pada hari Ahad, kementerian mengeluarkan imbauan untuk hari kedua berturut-turut bagi warga Taiwan untuk meninggalkan Ukraina, negara bekas Uni Soviet.
Menurut kementerian, orang Taiwan di Ukraina dapat menghubungi kantor perwakilan de facto Taiwan di Moskow – Komisi Koordinasi Ekonomi dan Budaya Taipei-Moskow- untuk mencari bantuan.
Mereka juga dapat menghubungi Taiwan Trade Center di Kyiv, yang dijalankan oleh Taiwan External Trade Development Council (TAITRA), kata Kementerian Luar Negeri.
Sumber: CNA
Laporan: Redaksi