Banner

Reruntuhan delapan situs kota kuno ditemukan di Kawasan Baru Xiong’an China

Foto dari udara yang diabadikan menggunakan drone pada 26 Maret 2024 ini menunjukkan situs reruntuhan Nanyang di Kawasan Baru Xiong’an, Provinsi Hebei, China utara. (Xinhua/Mu Yu)

Reruntuhan Nanyang dan area sekitarnya mencakup luas hampir 18 kilometer persegi, dengan peninggalan budaya berusia hampir 3.000 tahun dari Zaman Neolitikum hingga Dinasti Song (960-1279) dan Dinasti Jin (1115-1234).

 

Shijiazhuang, China (Xinhua) – Reruntuhan delapan kota kuno yang berusia lebih dari 2.000 tahun ditemukan di Kawasan Baru Xiong’an, menunjukkan bahwa “kota masa depan” China ini memiliki sejarah yang panjang, demikian disampaikan para arkeolog setempat.

Reruntuhan paling tua, yaitu Nanyang, mencakup dua situs kota dari Periode Negara-Negara Berperang (475-221 SM). Reruntuhan Nanyang dan area sekitarnya mencakup luas hampir 18 kilometer persegi, dengan peninggalan budaya berusia hampir 3.000 tahun dari Zaman Neolitikum hingga Dinasti Song (960-1279) dan Dinasti Jin (1115-1234).

Xiong’an diambil dari nama dua wilayah yakni Xiongxian dan Anxin, tempat ditemukannya reruntuhan dua kota itu. Kota kuno Xiongzhou di Xiongxian didirikan pada periode Lima Dinasti dan Sepuluh Negara (907-979), dengan beberapa seksi tembok kotanya masih ada. Anxin merupakan rumah bagi kota kuno Anzhou yang mulai berdiri pada Dinasti Song, di mana tembok kota sepanjang tiga kilometer dan tinggi sekitar 1,5 hingga dua meter, masih berdiri.

Reruntuhan Nanyang
Lei Jianhong, kepala kelompok arkeolog dari Institut Peninggalan Budaya dan Arkeologi Provinsi Hebei, menata sejumlah peninggalan budaya reruntuhan Nanyang di Kawasan Baru Xiong’an, Provinsi Hebei, China utara, pada 26 Maret 2024. (Xinhua/Mu Yu)

Pada April 2017, China mengumumkan rencana mendirikan Kawasan Baru Xiong’an, yang meliputi wilayah Rongcheng, Anxin, dan Xiongxian, serta beberapa area yang berdekatan di Provinsi Hebei, China utara.

Banner

Sebuah tim arkeolog mulai bekerja pada Mei tahun itu untuk melakukan investigasi dan survei peninggalan budaya menyeluruh di area seluas 1.770 kilometer persegi tersebut.

Hingga saat ini, mereka telah menggali lebih dari 20.000 meter persegi, menemukan lebih dari 4.000 buah peninggalan budaya termasuk perkakas perunggu, benda-benda giok, perkakas batu, porselen, dan sebagian besar, tembikar, serta mengidentifikasi 263 peninggalan budaya tak bergerak.

Lei Jianhong, kepala kelompok arkeolog dari Institut Peninggalan Budaya dan Arkeologi Provinsi Hebei, menyebutkan bahwa meski Xiong’an dikenal sebagai sebuah kota futuristis yang sedang dibangun, temuan ini menunjukkan bahwa kota tersebut bukanlah selembar kertas kosong. “Sebaliknya, kawasan ini memiliki sejarah panjang dan kekayaan budaya,” kata Lei.

Song Shaojun, wakil kepala Institut Studi Lanjutan Kebudayaan Yanzhao di Universitas Hebei, meyakini bahwa penemuan ini merupakan bukti integrasi dan pertukaran berbagai budaya di Xiong’an.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan