Banner

Rasio elektrifikasi 99,40 persen pada triwulan III 2021

Ilustrasi. (Nikola Johnny Mirkovic on Unsplash)

Jakarta (Indonesia Window) – Rasio elektrifikasi pada triwulan III tahun 2021 mencapai 99,40 persen seiring dengan pertumbuhan kapasitas pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT) yang cukup menjanjikan.

“Pada triwulan ketiga tahun ini, rasio elektrifikasi telah naik 0,3 persen menjadi 99,40 persen. Kami targetkan seluruh wilayah dan rumah tangga di Indonesia akan terlistriki 100 persen pada tahun depan,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Jumat (19/11).

Data Kementerian ESDM menunjukkan, hanya Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memiliki angka rasio elektrifikasi di bawah 90 persen. Bahkan Provinsi Bali sudah memiliki rasio elektrifikasi 100 persen.

“Percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan akan jadi salah satu prioritas kami sejalan dengan peningkatan mutu pelayanan,” tuturnya.

Guna menggenjot pembangunan infrastruktur kelistrikan, pemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit tenaga listrik EBT mencapai 20.923 megawatt (MW) hingga 2030.

Banner

“Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, penambahan kapasitas pembangkit EBT sebesar 1.469 MW dengan kenaikan rata-rata sebesar 4 persen per tahun,” kata Agung.

Menurut dia, tambahan kapasitas pembangkit listrik EBT pada periode Januari hingga September 2021 sebesar 386 MW. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan pembangkit EBT adalah pembangkit tenaga surya dan air.

“Makanya kami tengah fokus mendorong pemanfaatan PLTS, salah satunya melalui PLTS Atap,” kata Agung.

Secara rinci tambahan 386 MW berasal dari PLT Air Poso Peaker 2nd Expansion sebesar 130 MW, 12 unit PLT Mikrohidro 71,26 MW, 2 unit PLT Panas Bumi 55 MW, PLT Bioenergi 19,5 MW, dan PLT Surya Atap 17,88 MW.

Melalui grafik pertumbuhan ini, pemerintah tetap optimis bisa mencapai target bauran EBT sebesar 23 persen di tahun 2025.

Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah adalah meningkatkan porsi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN 2021 – 2030 yang lebih hijau, yaitu 51,6 persen.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan