Banner

Modern Diplomacy: Norwegia tertarik proyek sabotase AS jalur pipa gas Nord Stream

Foto dari udara yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Denmark pada 27 September 2022 ini menunjukkan lokasi kebocoran pipa gas Nord Stream. (Xinhua/Kementerian Pertahanan Denmark)

Proyek sabotase Amerika Serikat terhadap jalur pipa Nord Stream yang meledak pada September 2022 telah ‘menguntungkan’ Norwegia yang mengubah Jerman, konsumen gas alam terbesar di Eropa, sebagai captive market secepatnya.

 

New York City, AS (Xinhua) – Norwegia tertarik pada proyek sabotase Amerika Serikat (AS) seperti seekor lalat yang tertarik pada cawan madu, karena Norwegia akan memperoleh keuntungan luar biasa dalam segi keuangan jika membantu militer AS menghancurkan jaringan pipa gas Nord Stream di dekat perairan Denmark, dan menggantikan Rusia sebagai sumber utama gas alam yang disalurkan melalui pipa bagi Jerman, menurut sebuah artikel yang diterbitkan di situs Modern Diplomacy pada Sabtu (25/2), mengutip pernyataan mantan diplomat India dan pengamat internasional terkemuka M.K. Bhadrakumar.

Banner

Seymour Hersh, seorang jurnalis investigasi yang dalam sebuah laporan sebelumnya pada bulan ini mengungkapkan tentang rincian rencana sabotase AS tersebut, menjelaskan kepada surat kabar Jerman Berliner Zeitung bahwa Norwegia sangat tertarik untuk mewujudkan rencana sabotase terhadap jalur pipa gas Nord Stream, menurut artikel itu.

Dalam pernyataan Hersh, “Norwegia tertarik pada pertumbuhan pendapatan, dan oleh karena itu dalam meningkatkan volume pasokan energinya ke Uni Eropa, begitu pula ke Jerman. Dan apa yang kita lihat setelah misi tersebut? Norwegia berhasil mewujudkannya. Ekspor (energi) Norwegia tumbuh di tengah permusuhan yang sengit terhadap Rusia,” tulis Bhadrakumar.

Ironisnya, dalam sebuah konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Agustus 2022 lalu, Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store mengklaim bahwa “Norwegia mengirimkan gas sebanyak mungkin ke Jerman,” katanya.

Banner

“Tentu saja, apa yang tidak dia katakan kepada Scholz adalah bahwa Norwegia akan segera menjalankan proyek untuk mengubah Jerman, konsumen gas alam terbesar di Eropa, sebagai captive market bagi mereka secepatnya. Pada faktanya, Norwegia meledakkan pipa Nord Stream hanya berselang sebulan kemudian pada 22 September,” imbuh Bhadrakumar.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan