Proyek pelapisan Piramida Menkaure, salah satu dari tiga piramida terkenal di Giza, dengan balok-balok granit memicu perdebatan di Mesir.
Kairo, Mesir (Xinhua) – Rencana Dewan Tertinggi Kepurbakalaan Mesir (Supreme Council of Antiquities/SCA) untuk melapisi Piramida Menkaure, salah satu dari tiga piramida terkenal di Giza, dengan balok-balok granit memicu perdebatan di Mesir. Sejumlah arkeolog khawatir rencana itu akan merusak keaslian monumen berusia 4.500 tahun tersebut.
Pada 25 Januari, Sekretaris Jenderal SCA Mostafa Waziri menggungah sebuah video dari Piramida Menkaure seraya mengumumkan rencana proyek renovasi itu, yang dia sebut sebagai “Proyek Abad Ini” dan “Hadiah Mesir untuk Dunia”.
Waziri mengatakan bahwa proyek yang terdiri dari tiga tahap ini akan dilaksanakan selama setidaknya tiga tahun oleh sebuah misi Mesir-Jepang. Dia menyampaikan bahwa di antara 124 piramida Mesir, Menkaure merupakan satu-satunya piramida yang lapisan luarnya terbuat dari granit dan telah kehilangan lapisan granit aslinya selama berabad-abad silam.
Menyusul pengumuman tersebut, beberapa arkeolog dan pakar menentang gagasan renovasi itu. Pada Rabu (31/1), sekelompok arkeolog dan restorer Mesir mengeluarkan pernyataan penolakan mereka terhadap proyek pelapisan piramida raja Mesir kuno Menkaure tersebut.
Mereka juga berargumen bahwa pihak Jepang dalam proyek tersebut sama-sekali tidak memiliki riwayat pernah melaksanakan restorasi piramida.
Khaled Gharib, seorang profesor arkeologi di Universitas Kairo, mengatakan kepada Xinhua bahwa “barang antik seharusnya dilestarikan, bukan diubah.” Dia beranggapan proyek yang direncanakan itu dapat mengubah “identitas” piramida tersebut, dan dananya lebih baik digunakan untuk proyek pembangunan dataran bagi ketiga piramida Giza “demi melestarikan warisan kita.”
Menanggapi kritik terkait rencana tersebut, Waziri mengatakan bahwa proyek itu pertama-tama akan dikaji terlebih dahulu selama setahun, kemudian komite arkeolog dan pakar internasional akan menggelar pertemuan untuk memutuskan layak tidaknya proyek tersebut direalisasikan.
Waziri pada Rabu mengatakan kepada Xinhua bahwa “studi selama setahun tersebut akan sepenuhnya didanai oleh pihak Jepang, dan akan mencakup fotogrametri, pemindaian laser, survei kadaster, serta dokumentasi deskriptif terhadap semua balok kuno yang mengelilingi Piramida Menkaure.” Dia juga menekankan bahwa “pemasangan kembali balok-balok granit sebagai penutup luar piramida masih belum pasti.”
Laporan: Redaksi