Protes terhadap serangan Israel ditunjukkan dengan aksi mogok besar-besaran yang digelar di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, pada Senin (11/12).
Ramallah, Palestina (Xinhua) – Aksi mogok besar-besaran yang digelar di Tepi Barat dan Yerusalem Timur sebagai bentuk protes terhadap serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza melumpuhkan seluruh aspek kehidupan di wilayah Palestina tersebut pada Senin (11/12).
Berbagai kegiatan komersial di berbagai kota terhenti, sekolah dan universitas ditutup total, sementara transportasi yang menghubungkan wilayah perkotaan dan pedesaan di Palestina juga tidak beroperasi.
Aksi mogok tersebut bahkan berdampak pada toko-toko roti, yang ditutup untuk memenuhi seruan gencatan senjata di Gaza.
Sejumlah pengguna platform media sosial selama berhari-hari menyerukan aksi mogok besar-besaran global dengan tagar ‘Strike for Gaza’yang menuntut diakhirinya konflik Israel-Hamas di Gaza.
Wassel Abu Youssef, anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (Palestine Liberation Organization/PLO), mengatakan kepada Xinhua bahwa aksi mogok tersebut mengirimkan pesan kepada komunitas internasional, mendesak boikot terhadap Israel, dan menuntut pertanggungjawaban atas penggusuran serta melakukan kejahatan terhadap anak-anak, wanita, dan warga lanjut usia (lansia) di Gaza.
Israel melancarkan serangan berskala besar terhadap Hamas di Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan mendadak Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang. Konflik ini telah merenggut nyawa lebih dari 18.000 warga Palestina.
Laporan: Redaksi