Banner

Program Bulan Rusia sepuluh kali lebih murah daripada AS

Program pendaratan di Bulan Rusia beberapa kali lebih murah daripada program Amerika Serikat (AS), namun, hasilnya tidak kalah signifikan. (Dieter Pelz on Unsplash)

Jakarta (Indonesia Window) – Program pendaratan di Bulan Rusia beberapa kali lebih murah daripada program Amerika Serikat (AS), namun, hasilnya tidak kalah signifikan, kata Kepala Perusahaan Luar Angkasa Nasional Rusia, Dmitry Rogozin.

“Kami punya program Bulan sendiri yang beratnya sepuluh kali lebih ringan dari program Amerika, tetapi hasilnya tidak kalah pentingnya bagi para ilmuwan kami,” tulisnya di saluran Telegramnya pada Selasa (2/2), menurut Kantor Berita TASS.

Menurut kepala Roscosmos, dalam sains, ketika sumber daya lebih sedikit, “Anda perlu memprioritaskan dan mengambil jalan pintas daripada mengikuti pemimpin dengan topi koboi (AS) yang tidak tahu mengapa dan ke mana dia lari.”

Rogozin menekankan bahwa dia telah beberapa kali mendiskusikan program Bulan dengan NASA (Badan Antariksi AS) dan politisi AS.

“Hal yang paling aneh adalah mereka tidak dapat menjelaskan dengan tepat mengapa mereka harus pergi ke Bulan lagi,” ujarnya.

Rogozin menambahkan bahwa dia pernah bertanya kepada Kepala NASA Bridenstine (pada tanggal 20 Januari, Jim Bridenstine mengundurkan diri – TASS), sebuah pertanyaan sederhana.

“Jika Anda mendarat di permukaan Bulan lagi, Anda hanya akan membuktikan bahwa Anda memiliki teknologi yang Anda miliki 70 tahun yang lalu, dan Jim hanya menghela napas dalam-dalam sebagai tanggapan,” tuturnya.

Sebelumnya, Rogozin menekankan bahwa militerisasi Bulan dan penelitian Bulan tidak dapat diterima.

Pernyataannya mengomentari publikasi Wall Street Journal, yang mengatakan, mengutip sumber informasi di pemerintah AS dan industri luar angkasa, bahwa Departemen Pertahanan AS dapat memastikan keamanan Pangkalan NASA di Bulan di masa depan, serta misi keamanan swasta yang bertujuan untuk menemukan sumber daya di permukaan Bulan.

Surat kabar tersebut mencatat bahwa kerja sama yang diperluas antara Departemen Pertahanan AS dan NASA terkait dengan kebutuhan untuk melawan tantangan yang ditimbulkan oleh Rusia dan China terhadap AS.

Moskow telah berulang kali menunjukkan bahwa Washington memiliki rencana untuk menyebarkan senjata ke luar angkasa.

Pada 25 Februari 2020, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan dalam Konferensi Perlucutan Senjata bahwa semua rencana AS, Perancis, dan NATO untuk menempatkan senjata di luar angkasa menjadi lebih nyata.

Dia menambahkan, belum terlambat untuk mencegah konfrontasi di ruang angkasa dengan membentuk aturan perilaku bersama (rules of conduct).

Reporting by Indonesia Window

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan