Bogor, Jawa Barat (Indonesia Window) – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk berperan dalam memastikan akses terhadap obat-obatan dan vaksin COVID-19 yang adil dan merata bagi masyarakat di seluruh dunia.
Hal tersebut disampaikan oleh kepala negara saat berpidato pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-PBB ke-11 yang digelar secara virtual pada Ahad.
Dalam jangka panjang, PBB dan ASEAN dapat berkolaborasi guna memastikan kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan pandemik baru di masa mendatang, imbuhnya.
“Di kawasan Asia Tenggara, belajar dari pandemik ini, kita berusaha membangun sistem dan mekanisme kawasan seperti ASEAN Response Fund for COVID-19, ASEAN Regional Reserve of Medical Supplies, ASEAN Comprehensive Recovery Framework, ASEAN Framework on Public Health Emergencies, dan ASEAN Travel Corridor Arrangement Framework,” tutur Presiden RI dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Pada kesempatan tersebut Presiden Jokowi juga meminta agar PBB mengembalikan kepercayaan terhadap multilateralisme.
“PBB harus mengembalikan kepercayaan terhadap multilateralisme. Kepercayaan akan tumbuh jika multilateralisme dapat memenuhi harapan masyarakat dunia khususnya dalam melawan pandemik,” katanya.
Dia juga mendorong PBB untuk menjaga kemajemukan dan toleransi, seraya menyatakan prihatin atas terjadinya kembali intoleransi beragama dan kekerasan atas nama agama.
“Kalau hal ini dibiarkan, maka akan mencabik harmoni dan menyuburkan radikalisme dan ekstremisme. Ini tidak boleh terjadi,” tegasnya.
Menurut presiden, saat ini dunia membutuhkan persatuan, persaudaraan dan kerja sama untuk mengatasi COVID-19 dan tantangan global lainnya.
Indonesia berpandangan bahwa kebebasan berekspresi tidak bersifat absolut. Nilai, lambang, dan sensitivitas agama harus selalu dihormati.
“Di saat yang sama, Indonesia mengutuk segala bentuk kekerasan dengan alasan apa pun. Terorisme tidak ada kaitannya dengan agama. Terorisme adalah terorisme,” tegasnya.
Presiden Jokowi mengajak Sekretaris Jenderal PBB untuk menggerakkan dunia agar terus bekerja sama memperkuat toleransi, mencegah ujaran kebencian, dan menolak kekerasan atas alasan apa pun.
“Keberagaman, toleransi, dan solidaritas merupakan pondasi yang kokoh bagi dunia yang damai, aman, dan stabil,” kata presiden.
Laporan: Redaksi