Potensi kopi Indonesia untuk berkembang di pasar China masih sangat besar, terutama karena dikenal dengan keunikan varietasnya, termasuk Kopi Luwak yang memiliki reputasi bagus di kalangan penikmat kopi dunia.
Nanjing, China (Xinhua) – Bagi Tjin Pek Kian, pengekspor kopi Indonesia yang memiliki pengalaman selama 15 tahun di bidang perdagangan kopi, potensi kopi Indonesia untuk berkembang di pasar China masih sangat besar.
Tjin baru-baru ini mengunjungi Kota Kunshan, Provinsi Jiangsu, China timur, untuk berpartisipasi dalam China Kunshan International Fair for Coffee Industry 2024 (COFAIR 2024), salah satu pameran terbesar untuk industri kopi di China.
Dalam acara tersebut, dia berinteraksi dengan para distributor kopi dari seluruh China serta berhubungan langsung dengan para penggemar kopi dari kalangan muda, dan mendapati fakta bahwa kopi Indonesia semakin populer di kalangan konsumen China.
Indonesia merupakan salah satu daerah penghasil kopi utama di dunia, yang dikenal dengan keunikan varietasnya, termasuk Kopi Luwak yang memiliki reputasi bagus di kalangan penikmat kopi dunia.
Tjin mulai menggeluti bisnis perdagangan kopi antara Indonesia dan China pada 2009. “Saat itu, banyak konsumen China yang belum terbiasa minum kopi, tetapi saya sangat yakin dengan potensi pasar kopi China yang sangat besar,” ujarnya.
“Awalnya, konsumen China lebih mengenal kopi Brasil dan Kolombia. Kini, pasar China mencakup kopi dari hampir semua negara penghasil kopi, termasuk kopi dari Indonesia,” tutur Tjin.
Dia juga mengamati bahwa preferensi dan permintaan konsumen China terus berkembang, dengan banyak orang saat ini menyukai kopi seduh dingin, kopi dengan cita rasa buah-buahan, serta campuran teh dan kopi.
Menurut laporan pengembangan kopi China, industri kopi di China mencapai 265,4 miliar yuan atau sekitar 36,7 miliar dolar AS pada 2023, dan industri itu diproyeksikan tumbuh hingga 313,3 miliar yuan pada 2024. Skala pasar yang besar dan potensi pertumbuhan ini menarik banyak perusahaan kopi internasional untuk masuk ke China.
Untuk memanfaatkan tren dan peluang bisnis baru di pasar kopi China dengan cepat, Tjin dengan penuh keyakinan memutuskan datang ke Kunshan, tempat berkumpulnya banyak perusahaan pemanggangan (roaster) kopi. COFAIR 2024 menarik partisipasi 573 perusahaan dan merek dari 11 negara dan kawasan, termasuk delegasi sekitar 10 perusahaan kopi Indonesia.
Kunshan, sebuah kota setingkat wilayah yang makmur, menjadi basis produksi bagi merek-merek kopi seperti Starbucks dan Luckin Coffee. Dengan kapasitas pemanggangan tahunan sebesar 63.000 ton, yang merupakan 60 persen dari volume pemanggangan biji kopi di China, Kunshan dapat memasok sekitar 1 miliar cangkir kopi setiap tahunnya. International Institute of Coffee Tasters menjulukinya sebagai ‘Ibu Kota Industri Kopi Internasional’.
WOW Coffee, merek Indonesia lainnya yang mengikuti pameran itu, didirikan pada 2022 oleh sekelompok wanita muda Indonesia yang sangat menyukai kopi.
Mereka memutuskan untuk menyasar pasar China setelah menemukan prevalensi berbagai kedai kopi di sejumlah kota metropolitan seperti Shanghai dalam perjalanan mereka. Selama dua tahun terakhir, WOW Coffee telah memanfaatkan hampir semua kesempatan untuk berpartisipasi dalam pameran di China, dengan tujuan mencari mitra dan meningkatkan paparan merek.
“Kami juga berharap dapat memperkenalkan berbagai jenis kopi Indonesia kepada lebih banyak masyarakat China, seperti kopi dari Jawa, Bali, dan Sulawesi, yang masing-masing memiliki cita rasa unik,” ujar Siti Herlina, salah satu pendiri WOW Coffee.
Dalam wawancara dengan Kantor Berita Xinhua pada April lalu, Duta Besar Republik Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun mengungkapkan tumbuhnya minat konsumen China terhadap produk-produk Indonesia. Selain komoditas curah, ekspor kopi, sarang burung, dan buah-buahan Indonesia ke China juga terus mengalami peningkatan. Dia meyakini bahwa masih ada potensi besar untuk kerja sama lebih lanjut antara kedua negara.
Data menunjukkan bahwa dalam tiga bulan pertama tahun ini, nilai impor kopi dan produk kopi China mencapai 423 juta dolar AS, melonjak 113,54 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Indonesia berada di peringkat kesembilan dalam hal nilai impor, yang mengindikasikan ada banyak ruang untuk pertumbuhan di masa mendatang.
Bandhawa Jaya Agrikultura, perusahaan asal Indonesia, mulai mengekspor biji kopi ke China pada tahun ini dan mendirikan kantor di Beijing, menjadikan China sebagai negara tujuan ekspor kelimanya. Perusahaan tersebut saat ini terus mengembangkan kemitraan yang kuat dengan para roaster kopi lokal di China.
“Saya yakin bahwa kualitas dan cita rasa kopi Indonesia dapat bersaing dengan kopi Brasil dan Kolombia yang sudah dikenal luas oleh konsumen China. Kami yakin dapat membangun pasar untuk kopi Indonesia di China,” kata Budi Setiawan, pendiri perusahaan tersebut.
Tjin Pek Kian juga optimistis bahwa kopi Indonesia dapat sukses bersaing di pasar China.
“Kami bertujuan untuk terus meningkatkan teknik budi daya dan pengolahan kopi kami, dengan harapan bahwa pasar China yang luas dapat membawa pendapatan yang lebih tinggi bagi para petani Indonesia,” ujarnya.
*1 yuan = 2.213 rupiah
**1 dolar AS = 16.024 rupiah
Laporan: Redaksi