Banner

Warga AS penderita Long COVID hadapi proses klaim asuransi disabilitas yang lama

Seorang wanita yang mengenakan masker terlihat di sebuah jalan di Washington DC, Amerika Serikat, pada 16 Desember 2022. (Xinhua/Ting Shen)

Post-Acute Sequelae SARS-CoV-2 (PASC), nama medis yang sering diberikan untuk sejumlah gejala COVID-19 yang bertahan atau berkembang setelah infeksi awal, dapat mencakup sejumlah gejala mulai dari kehilangan ingatan dan kelelahan ekstrem hingga kelemahan otot dan nyeri muskuloskeletal.

 

New York City, AS (Xinhua) – Hingga 23 juta warga Amerika Serikat (AS) diperkirakan hidup dengan Post-Acute Sequelae SARS-CoV-2 (PASC), nama medis yang sering diberikan untuk sejumlah gejala COVID-19 yang bertahan atau berkembang setelah infeksi awal, menurut laporan CNN pada Sabtu (25/2).

Kondisi kronis tersebut dapat mencakup sejumlah gejala mulai dari kehilangan ingatan dan kelelahan ekstrem hingga kelemahan otot dan nyeri muskuloskeletal. Pasien kemungkinan menderita selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, dan banyak yang tidak dapat bekerja selama periode itu.

“Sejumlah masalah terkait pandemi dan pemotongan anggaran di Administrasi Jaminan Sosial, yang menangani klaim Asuransi Disabilitas Jaminan Sosial (Social Security Disability Insurance/SSDI), mengakibatkan tingkat kepegawaian terendah dalam 25 tahun, menurut Pusat Anggaran dan Prioritas Kebijakan AS. Hal itu membuat kasus-kasus Long COVID tertunggak,” kata laporan itu.

Waktu tunggu keputusan untuk asuransi disabilitas dapat berkisar dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, sebut CNN berdasarkan data dari wadah pemikir nirlaba USA Facts.

“Sekitar 10.000 orang meninggal setiap tahun menunggu (asuransi) disabilitas. Dengan Long COVID, saya memperkirakan penantian itu menjadi semakin buruk,” demikian dikatakan Rebecca Cokley, Direktur Program untuk Hak-Hak Disabilitas di Ford Foundation.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan