Jakarta (Indonesia Window) – Jumlah pengungsi Ukraina menuju Polandia diperkirakan akan melampaui 1 juta orang pada Ahad malam ketika pasukan Rusia meningkatkan invasi mereka.
Data baru menunjukkan, penjaga perbatasan Polandia memeriksa sebanyak 129.000 orang di penyeberangan perbatasan pada Sabtu (5/3), terbesar dalam satu hari sejak perang dimulai pada 24 Februari, sehingga total menjadi 922.400 orang.
“Check-in disederhanakan mungkin,” kata juru bicara Penjaga Perbatasan Polandia Anna Michalska. “Intinya konfirmasi identitas orang, verifikasi dokumen, cek database kalau bukan orang buronan. Butuh beberapa menit.”
“Prakiraan menunjukkan bahwa hari ini jumlah orang yang memasuki Polandia dari Ukraina mulai 24 Februari akan melebihi satu juta,” ujarnya.
Di penyeberangan Medyka, perbatasan tersibuk Polandia-Ukraina, di sepanjang kira-kira 500 kilometer, para pengungsi berhamburan melewati kotak-kotak pakaian yang diletakkan di sepanjang jalan dari penyeberangan perbatasan, sementara para relawan membagikan teh panas, makanan, dan perlengkapan mandi.
“Di Kyiv ada banyak bom dan Anda duduk di ruang bawah tanah dan masih mendengarnya dan karena itu saya meninggalkan kota ini,” kata Anna Klimova, 21, yang bepergian ke Wroclaw untuk tinggal bersama saudara laki-lakinya. “Ini benar-benar situasi yang sulit.”
Komunitas Ukraina Polandia yang berjumlah sekitar 1,5 juta adalah yang terbesar di kawasan itu dan menjadikan negara itu sebagai titik tujuan utama bagi para pengungsi, meskipun orang-orang Ukraina yang melarikan diri juga menyeberang ke tempat yang aman melalui Slovakia, Hongaria, dan Rumania utara.
Jumlah pengungsi yang melarikan diri dari Ukraina melampaui 1,5 juta pada Ahad, menurut kepala badan pengungsi PBB, saat Kyiv menekan Barat untuk memperketat sanksi dan mengirimkan lebih banyak senjata untuk mengusir serangan Rusia.
Polisi Ukraina mengatakan, tembakan tanpa henti dan serangan udara Rusia di wilayah timur laut Kharkiv memakan banyak korban, sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan ada beberapa serangan terhadap fasilitas kesehatan Ukraina.
Moskow menyatakan invasinya adalah ‘operasi khusus’ untuk menangkap individu yang dianggapnya sebagai nasionalis berbahaya dan untuk melawan apa yang dilihatnya sebagai agresi NATO, dan telah membantah menargetkan warga sipil.
Sementara pria usia wajib militer diwajibkan untuk tinggal di Ukraina dan membantu pemerintah dalam pertahanan, kebanyakan wanita dan anak-anak telah melarikan diri ke Uni Eropa.
Para pejabat mengatakan banyak pengungsi yang telah tiba sejauh ini memiliki teman dan tempat untuk dituju, tetapi kepala badan pengungsi PBB mengatakan kepada Reuters bahwa gelombang pengungsi yang meningkat akan memberi tekanan pada pemerintah untuk menyerap mereka.
“Terus terang pemerintah ini telah melakukan dengan sangat baik dalam tanggapan awal mereka,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) Filippo Grandi.
“Mereka sudah mempersiapkan diri dengan baik. Tapi jika jumlahnya terus bertambah, itu akan menjadi masalah.”
Rumania telah menampung 227.446 warga Ukraina, termasuk 31.628 yang tiba pada Sabtu (5/3), menurut data polisi perbatasan. Lebih dari 163.000 memasuki Hongaria sejak 24 Februari.
Pemerintah Rumania berencana untuk mendirikan pusat di dekat bandara Suceava di timur laut untuk menerima dan mengirim bantuan kemanusiaan internasional ke Ukraina.
Perdana Menteri Slovakia Eduard Heger mengunjungi penyeberangan Vysne Nemecke pada Sabtu malam (5/3) dan memperingatkan negara itu perlu bersiap untuk peningkatan arus pengungsi. Data polisi menunjukkan hampir 114.000 orang telah menyeberang ke Slovakia sejauh ini.
“Jumlah (orang yang menyeberang) relatif stabil dan kecepatan penanganannya tinggi,” katanya kepada wartawan. “Tapi kami memperkirakan gelombang pengungsi yang melarikan diri dari perang akan naik dan perlu persiapan untuk menyambut jumlah yang lebih tinggi.”
Sumber: Reuters
Laporan: Redaksi