Jakarta (Indonesia Window) – Pemerintahan Presiden terpilih AS Joe Biden kemungkinan akan menerapkan pendekatan yang lebih konstruktif dan multilateral dalam perdagangan dengan negara lain, terutama di kawasan Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), kata Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.
Dia mengatakan APEC maju dengan lambat dalam beberapa tahun terakhir karena pendekatan pemerintahan Donald Trump yang dipandang mengganggu perdagangan di kawasan tersebut, menurut Kantor Berita Bernama.
PM Lee mengatakan salah satu alasannya adalah karena pendekatan AS telah menangani masalah secara bilateral, dari pada secara multilateral dengan banyak mitra bersama dalam satu kelompok, dan AS juga belum mendukung perdagangan sebagai proposisi yang saling menguntungkan.
“Sikap pemerintahan Trump adalah bahwa ini adalah proposisi menang-kalah. Jika saya memiliki surplus perdagangan dengan Anda, itu bagus untuk saya. Jika saya memiliki defisit perdagangan dengan Anda, itu buruk bagi saya. Perdagangan tidak seperti itu,” tegasnya.
“Tapi begitulah pandangan pemerintahan ini, dan pemerintahan ini masih berkuasa hingga 20 Januari. Saya kira mereka tidak akan mengubah posisi mereka pada tahap akhir ini,” ujar PM Singapura.
Lee mengatakan menyampaikan pandangannya dalam sesi dialog berjudul ‘Masa Depan Pertumbuhan Global’ dengan kepala eksekutif Federasi Bisnis Singapura Ho Meng Kit pada Dialog CEO APEC yang diadakan pada Kamis.
Biden, mantan Wakil Presiden dua periode dalam pemerintahan Barack Obama dan veteran senat 36 tahun, memenangkan pemilihan AS bulan ini.
Joe Biden akan dilantik sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat pada 20 Januari 2021.
“Kita harus melihat bagaimana pemerintahan Biden bermain. Saya pikir akan ada lebih banyak multilateralis. Saya pikir mereka akan lebih mendukung Organisasi Perdagangan Dunia dan APEC,” Lee.
“Saya tidak yakin mereka akan lebih tertarik membuka pintu lebar-lebar atau bergabung dengan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP) karena itu juga tergantung pada politik dalam negeri,” tambahnya.
Mengenai hubungan AS-China, dia mengatakan hubungan antara AS dan China sangat penting di bawah pemerintahan baru, namun mungkin ada banyak masalah yang sulit untuk ditangani.
“Di kedua sisi AS dan China, hubungan telah semakin erat dalam beberapa tahun terakhir. Banyak orang di AS melihat China sebagai ancaman strategis bagi mereka dan ini bipartisan,” ujar Lee.
“Cukup banyak pengamat di China yang berpikir bahwa AS akan menghalangi perkembangan dan kebangkitan mereka, dan mereka bertekad untuk tidak membiarkan AS menghentikan pembangunan mereka,” katanya.
Laporan: Redaksi