Banner

Bisnis unggas di Myanmar derita kerugian akibat melonjaknya harga pakan

Kawanan bebek terlihat dalam foto yang diabadikan pada 3 Maret 2023 di Taikkyi, Yangon, Myanmar. (Xinhua/Myo Kyaw Soe)

Peternakan bebek petelur di Myanmar merugi akibat meroketnya harga pakan, dengan harga beras pecah (broken rice) untuk pakan ternak naik 33 persen, sementara tingkat produksi menurun.

 

Yangon, Myanmar (Xinhua) – Para pemilik peternakan bebek petelur di Myanmar merugi akibat meroketnya harga pakan.

Ko Naing, seorang pemilik peternakan bebek petelur dari Wilayah Yangon, menjual bebeknya seharga 5.000 kyat per ekor untuk penjualan langsung.

“Biaya pakan sangat tinggi. Harga beras pecah (broken rice) untuk pakan ternak naik 33 persen. Selain itu, tingkat produksi juga menurun,” ujarnya.

“Kualitas pakan berubah menjadi inferior. Meski bebek petelur diberi makan dengan baik, namun produksi telurnya anjlok dibandingkan rekor sebelumnya,” sambung peternak bebek lainnya, Ko Kyaw Swar.

Sementara itu, harga telur bebek juga mengarah pada penurunan.

Peternakan bebek petelur
Seorang karyawan bekerja di sebuah pabrik pengeringan ikan di Yangon, Myanmar, pada 28 Februari 2023. (Xinhua/Myo Kyaw Soe)

Beban biaya pakan yang tinggi juga diderita sektor perikanan. Para pengusaha telah meminta upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas harga bahan baku.

Meski demikian, U Khin Hlaing, Wakil Ketua Federasi Peternakan Myanmar, mengungkapkan bahwa peternakan ayam petelur berjalan dengan baik secara finansial, dan federasi tersebut memiliki rencana untuk mengadakan kursus kesadaran untuk meningkatkan produksi bagi para peternak.

*1 kyat Myanmar = 7,27 rupiah

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan