Es krim Turki yang terkenal, di bawah merek dagang MADO juga menawarkan berbagai macam kopi, minuman, hidangan penutup (dessert), dan produk makanan panggang.
Istanbul, Turki (Xinhua) – Aneka es krim Turki dengan berbagai jenis dan warna, termasuk sorbet dan camilan, menggelitik selera konsumen China.
Neville Caesar, CEO MADO China, saat ini sibuk membahas kolaborasi terbaru setelah stan es krim Turki miliknya memikat banyak investor dan distributor dalam Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE) yang digelar di Shanghai sebelumnya pada November ini.
Sebagai merek es krim Turki yang terkenal, MADO juga menawarkan berbagai macam kopi, minuman, hidangan penutup (dessert), dan produk makanan panggang, yang menjadikan merek tersebut sebagai merek dagang restoran waralaba.
MADO membuka toko fisik pertamanya di Guangzhou, ibu kota Provinsi Guangdong, China selatan, pada 2017. Sejak saat itu, perusahaan tersebut melanjutkan perjalanan eksplorasinya di pasar China, dan kini telah memiliki enam toko fisik di berbagai kota di China, seperti di Yiwu, yang dikenal sebagai ‘supermarket dunia’.
MADO juga mengoperasikan toko online di banyak platform internet populer, termasuk Tmall, TikTok, dan PDD.
“Saya berharap MADO bukan hanya sebuah restoran, tetapi juga tempat untuk relaksasi, negosiasi bisnis, dan tempat berkumpul dengan teman,” kata Neville menjelaskan tujuannya.
CIIE telah memberinya platform yang luas untuk memasuki pasar China serta menarik lebih banyak mitra bisnis potensial.
Neville berpartisipasi dalam CIIE edisi pertama pada 2018. Dia yakin pameran tersebut, sebuah platform nasional untuk mengumpulkan para pebisnis asing dari seluruh dunia, merupakan pameran paling penting di China.
“Apabila perusahaan asing berniat memasuki pasar China, mereka harus mengikuti pameran ini untuk menampilkan produk dan kekuatan mereka, yang juga merupakan saluran komunikasi antara pebisnis dan pejabat pemerintah China,” tutur Neville.
Selama 15 tahun terakhir, Neville telah menyaksikan bahwa semakin banyak perusahaan asing memasuki pasar China, sedangkan perusahaan dalam negeri terus berkembang pesat.
“Pasar China sangat besar, dan berbagai peluang masih terbuka,” ujarnya.
Neville sangat percaya diri di pasar China. “Kebanyakan orang di China mengalami peningkatan pendapatan dalam beberapa tahun terakhir, yang memperkuat daya beli,” kata Neville.
“Selain itu, China memiliki infrastruktur yang baik, rantai pasokan dan rantai industri yang lengkap, sehingga memudahkan saya untuk meluncurkan produk baru,” imbuhnya.
Sebagai perusahaan asing, penting untuk memahami kebutuhan dan budaya konsumen lokal. Neville mengatakan bahwa pihaknya membuat kadar kemanisan es krim bagi konsumen China lebih rendah dibandingkan es krim yang dijual di Turki, serta memperkenalkan es krim rasa nasi ke pasar China, yang merupakan makanan pokok favorit penduduk China.
Laporan: Redaksi