Banner

Hamas gagal kembalikan semua jasad sandera, Israel tutup perlintasan Rafah dan batasi bantuan

Sejumlah staf dari Bulan Sabit Merah Mesir (Egyptian Red Crescent/ERC) berdiri di dekat sebuah truk yang mengangkut bantuan kemanusiaan saat memasuki Gaza dari sisi Mesir di perlintasan perbatasan Rafah pada 12 Oktober 2025. (Xinhua/Ali Mostafa)

Perlintasan Rafah akan ditutup dan masuknya bantuan kemanusiaan akan secara drastis dibatasi hingga Hamas mengembalikan semua jasad para sandera Israel yang tewas.

 

Yerusalem/Gaza, Wilayah Palestina yang diduduki/Palestina (Xinhua/Indonesia Window) – Israel pada Selasa (14/10) memutuskan untuk menutup perlintasan Rafah dan lebih lanjut mengurangi bantuan kemanusiaan ke Gaza, setelah kedua belah pihak saling lempar tuduhan telah melanggar gencatan senjata yang rapuh tersebut.

Perlintasan itu, yang merupakan rute utama bantuan dari Mesir ke Gaza, sebelumnya telah dijadwalkan dibuka kembali pada Selasa tersebut.

Seorang pejabat pemerintah Israel, yang berbicara kepada Xinhua dengan meminta tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa perlintasan Rafah akan tetap ditutup dan masuknya bantuan kemanusiaan akan “secara drastis” dibatasi hingga Hamas mengembalikan semua jasad para sandera yang tewas.

Pejabat tersebut menggambarkan tindakan itu sebagai “sanksi terhadap Hamas” menyusul penyerahan empat jasad oleh kelompok tersebut pada Senin (13/10), dengan 24 jasad lainnya masih berada di Gaza.

Banner

Belum ada pengumuman resmi mengenai pembatasan ini dari kantor Perdana Menteri atau pihak keamanan Israel.

Al Araby TV yang berbasis di London melaporkan bahwa tim Mesir telah mulai bekerja di Jalur Gaza untuk membantu menemukan dan memulihkan jasad para sandera Israel. Menurut laporan tersebut, sebuah tim teknis Israel sedang melakukan konsultasi dengan para pejabat Mesir untuk mengoordinasikan pemulihan jasad-jasad sandera Israel.

Juru bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan kepada Xinhua bahwa tantangan teknis dan logistik yang diakibatkan oleh kehancuran besar-besaran menimbulkan hambatan serius bagi identifikasi dan pemulihan jenazah. Komite Palang Merah Internasional (International Committee of the Red Cross/ICRC) telah menyatakan bahwa sejumlah tim kemungkinan tidak akan dapat menemukan beberapa jasad.

Israel murka dengan penyerahan terbatas empat jasad, seraya menyebut bahwa di bawah perjanjian gencatan senjata, Hamas diharuskan untuk mengembalikan semua 28 jasad yang disandera di Gaza pada Senin. Namun, kelompok tersebut memberitahu para mediator bahwa mereka menghadapi kesulitan dalam menemukan lokasi terkuburnya semua jasad.

Pemulangan jasad dilakukan setelah pemindahan 20 sandera terakhir yang masih hidup dari Gaza ke Israel dan pembebasan sekitar 2.000 tawanan dan tahanan Palestina, yang menandai fase penting dalam kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas.

Kedua belah pihak saling melempar tuduhan pelanggaran gencatan senjata, yang kini memasuki hari kelima, atas kegagalan Hamas menyerahkan semua jasad yang hilang dan serangan Israel yang menewaskan sedikitnya enam orang di Gaza pada Selasa tersebut.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan