Perkembangan teknologi digital dan beragamnya platform media sosial yang semakin masif, memberikan pengaruh besar bagi kaum Muslim muda untuk memperdalam agama.
Tangerang, Banten (Indonesia Window) – Gelaran perdana Halal Kulture Market yang diselenggarakan oleh Mumtaz Creative pada 1-3 November 2024 di ICE BSD Tangerang, Banten, terinspirasi dari perkembangan teknologi digital dan beragamnya platform media sosial yang semakin masif, sehingga memberikan pengaruh besar bagi kaum Muslim muda untuk memperdalam agama.
Dalam acara pembukaan pada Jumat (1/11), CEO Mumtaz Creative, Agung Paramata, menyatakan bahwa tren tersebut juga memunculkan komunitas-komunitas hobi yang dengan kreatif mengemas kegiatan mereka dengan pesan-pesan religious, menjadikan hal ini lebih bermakna, daripada hanya sekadar berkumpul dan bersenang-senang.
“Tren inilah yang mendorong kami menghadirkan Halal Kulture Market untuk menjawab kebutuhan milenial dan Gen Z, sekaligus juga memberikan preferensi bagi pelaku bisnis halal untuk lebih mengenal market mereka,” ujarnya, seraya menggarisbawahi, populasi penduduk dalam rentang usia tersebut di Indonesia mencapai 74,93 juta atau 27,94 persen dari total penduduk.
“Mereka tengah memasuki usia pekerja produktif dan memiliki daya beli yang terus meningkat,” ungkap Agung.
Lebih lanjut Agung mengatakan, kegairahan kaum Muslim muda untuk ber-“hijrah” juga mendorong bangkitnya jiwa kewirausaahaan yang menghidupkan gaya hidup halal.
“Kami berharap Halal Kulture Market ini bisa menjadi wahana yang menggerakan lahirnya ekosistem Muslim muda dalam berbagai sektor ekonomi dan sosial. Karena sejatinya manifestasi dari esensi hijrah itu adalah kita bisa memaknai kembali tujuan hidup yang memberikan kemaslahatan bagi umat,” urainya.
Halal Kulture Market (HaKa) dibuka oleh Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Daerah Khusus Jakarta, Diana Dewi, yang engapresiasi event tersebut karena menjadi wadah bagi generasi Muslim muda dalam berwirausaha.
“Kami menyambut positif Halal Kulture karena selaras dengan concern kami dalam mewujudkan ekosistem produk halal di Indonesia. Kami optimistis gelaran ini dapat melahirkan talenta-talenta muslim baru dalam dunia usaha di masa mendatang,” tutur Diana.
Halal Kulture, lanjutnya, sejalan dengan berbagai program andalan Kadin dalam mendukung produk halal buatan lokal, seperti E-Halal Forum yang merupakan kerja sama Kadin dengan Halal Industry Development Corporation (HDC) Malaysia, serta kolaborasi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan Islamic Chamber Halal Services (ICHS) untuk pengembangan industri halal.
Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar kedua di dunia setelah Pakistan, Indonesia seharusnya menjadi produsen utama dalam rantai industri halal global. Sayangnya, Indonesia masih bergantung pada produk halal luar negeri.
Bank Indonesia menyatakan, Indonesia terutama Jakarta merupakan importir makanan halal terbesar ke-4 di dunia dan merupakan pasar bagi industri obat, kosmetik halal, dan fashion syariah global.
“Jakarta memiliki potensi industri halal yang besar, baik di tingkat nasional maupun internasional. Melalui Halal Kulture, kami berkomitmen mendukung para pelaku usaha halal Jakarta untuk unjuk gigi sekaligus mendorong Jakarta untuk tak hanya menjadi pangsa pasar, namun juga diproyeksikan sebagai pemain utama dalam industri halal dunia,” tegas Diana.
Menurut dia, industrialisasi produk halal dapat menjadi salah satu solusi dalam mengantarkan Jakarta sebagai pusat industri halal dunia. Untuk itu, Kadin DK Jakarta bersinergi dengan berbagai pemangku kebijakan dalam upaya percepatan pertumbuhan ekosistem industri halal di Jakarta.
HaKa menempati area seluas 15.000 meter yang diramaikan dengan lebih dari 200 booth dari para pelaku usaha berbagai bidang, diantaranya fesyen, herbal dan farmasi, kosmetik halal, halal travel, pendidikan, makanan dan minuman halal, keuangan syariah, wedding halal, serta aneka produk lainnya.
Haka juga menawarkan kaum Muslim muda untuk menikmati berbagai aktivitas yang menginspirasi, di antaranya program ‘Faedah Talk’ yang mengulas berbagai topik dari para narasumber yang mumpuni di bidang masing-masing.
Selain itu, ada pula Creative Culture Space dari para pelaku usaha sukses yang berbagi cerita menarik dalam membangun bisnis mereka, serta program bincang bersama Kadin DKI Jakarta bidang ekonomi kreatif bertajuk ‘Yang Muda Yang Sukses Berekonomi Kreatif’.
HaKa juga menawarkan kegiatan luar ruangan, di mana para pengunjung bisa menjajal menunggang kuda dan panahan bersama The Hub, atau bermain basket dan bersantai sambil menikmati suasana sore di ICE BSD.
Tiket masuk HaKa dapat dibeli di tempat acara atau melalui platform online, masing-masing dibandrol sebesar 30.000 rupiah dan 25.000 rupiah. Akses gratis diberikan kepada anggota TNI/POLRI, pengujung berusia di atas 65 tahun, dan anak usia di bawah 3 tahun.
Laporan: Redaksi