Banner

Badan-badan PBB desak pelanjutan gencatan senjata di Gaza

Orang-orang terlihat di sebuah sekolah yang dialihfungsikan menjadi tempat penampungan pascaserangan udara Israel di Gaza City pada 4 April 2025. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Perintah evakuasi baru dari Israel menyebabkan ratusan ribu warga Palestina mengungsi, dengan banyak di antara mereka tidak memiliki tempat tujuan yang aman.

 

Jenewa, Swiss (Xinhua/Indonesia Window) – Pimpinan dari enam badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (7/4) merilis pernyataan bersama yang mendesak masyarakat internasional untuk segera mengambil langkah tegas guna melanjutkan gencatan senjata di Jalur Gaza, memastikan akses kemanusiaan tanpa hambatan, dan melindungi nyawa warga sipil.

Pernyataan itu ditandatangani oleh pimpinan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA), Dana Anak-Anak PBB (UNICEF), Kantor PBB untuk Pelayanan Proyek (UN Office for Project Services/UNOPS), Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina di Kawasan Timur Tengah (UNRWA), Program Pangan Dunia (WFP), dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pernyataan itu memperingatkan bahwa selama lebih dari satu bulan, tidak ada pasokan komersial maupun kemanusiaan yang memasuki Gaza, tempat lebih dari 2,1 juta orang terjebak di tengah pengeboman yang terus berlanjut dan krisis yang parah. Sementara itu, bantuan krusial seperti makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan material pelindung terus menumpuk di perlintasan perbatasan dan tidak dapat disalurkan kepada mereka yang membutuhkan.

Warga Palestina yang melarikan diri dari permukiman Shuja’iyya terlihat di Gaza City pada 3 April 2025. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Mengutip laporan terbaru, badan-badan PBB tersebut mengatakan bahwa lebih dari 1.000 anak tewas atau terluka hanya dalam sepekan pertama setelah berakhirnya gencatan senjata, jumlah korban anak tertinggi dalam basis pekanan di Gaza dalam setahun terakhir.

Banner

Pernyataan itu juga menyoroti bahwa perintah evakuasi baru dari Israel menyebabkan ratusan ribu warga Palestina mengungsi, dengan banyak di antara mereka tidak memiliki tempat tujuan yang aman. Sejak Oktober 2023, sedikitnya 408 pekerja kemanusiaan tewas dalam konflik tersebut, termasuk lebih dari 280 staf UNRWA.

“Kita menyaksikan aksi perang di Gaza yang menunjukkan pengabaian terang-terangan terhadap nyawa manusia,” menurut pernyataan itu.

Para kepala badan PBB itu mendesak para pemimpin dunia untuk segera mengambil langkah tegas guna menegakkan prinsip-prinsip utama hukum kemanusiaan internasional.

“Lindungi warga sipil. Fasilitasi bantuan. Bebaskan tawanan. Lanjutkan gencatan senjata,” demikian bunyi pernyataan tersebut.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan