Indonesia resmi luncurkan perdagangan karbon internasional

Perdagangan karbon internasional merupakan bagian dari strategi Indonesia untuk memenuhi target iklim yang tercantum di dalam dokumen Kontribusi yang Ditentukan secara Nasional (Nationally Determined Contribution/NDC).
Jakarta (Xinhua/Indonesia Window) – Indonesia pada Senin (20/1) resmi meluncurkan platform perdagangan karbon internasional pertamanya dan mengundang para investor asing untuk berpartisipasi.
Berbicara di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin itu, Mahendra Siregar, kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menegaskan komitmen lembaganya untuk memfasilitasi perdagangan unit karbon domestik maupun internasional melalui bursa karbon tersebut.
Dia menjelaskan bahwa perdagangan karbon internasional dilakukan melalui Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon), dengan memanfaatkan teknologi blockchain.

Perdagangan karbon domestik Indonesia diluncurkan pada September 2023. Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan bahwa jumlah partisipan yang terdaftar di pasar domestik sudah mencapai 104 peserta.
Data dari IDXCarbon menunjukkan bahwa total nilai transaksi karbon di pasar domestik tahun lalu mencapai 19,72 miliar rupiah atau sekitar 12 juta dolar AS.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Hanif Faisol Nurofiq menyoroti bahwa perdagangan karbon internasional merupakan bagian dari strategi Indonesia untuk memenuhi target iklim yang tercantum di dalam dokumen Kontribusi yang Ditentukan secara Nasional (Nationally Determined Contribution/NDC).
“Pemerintah Indonesia sedang berupaya mencapai target NDC, salah satunya melalui implementasi mekanisme nilai ekonomi karbon, termasuk perdagangan karbon,” ujarnya.
Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi sebesar 31,89 persen melalui upaya-upayanya sendiri dan sebesar 43,20 persen melalui dukungan internasional per 2030, dengan tujuan akhir mencapai emisi karbon net-zero per 2060.
*1 dolar AS = 16.373 rupiah
Laporan: Redaksi