Banner

Penjelajah Muslim Afrika capai Amerika 200 tahun sebelum Columbus

Ilustrasi. Mansa Abubakar II telah dikenal sebagai raja kaya dengan wilayah kekuasaan yang luas di dunia, yang mengerahkan seluruh harta dan kekuatannya demi mengejar ilmu pengetahuan dan penemuan baru. (tangkapan layar dari video Ilmfeed)

Jakarta (Indonesia Window) – Kerajaan Mali di Afrika Barat pernah dipimpin oleh seorang raja Muslim yang sangat gemar mengembara hingga ke seluruh negeri dalam wilayah kekuasaannya yang sangat luas.

Jiwa petualang Mansa Abubakar II, membangkitkan pertanyaan dalam dirinya, “Ada apa di seberang Samudera Atlantik yang berbatasan dengan negaranya di sebelah barat?”

Memenuhi hasrat mengembaranya yang besar, sang raja kemudian memanggil para insinyur perkapalan dari Danau Chad untuk membangun kapal-kapal berkonstruksi super kuat untuk menyeberangi Samudera Atlantik.

Armada petualangan Mansa Abubakar II diperkuat dengan para pelaut tangguh, pedagang ulet, insinyur dan ahli pembangunan yang mahir, seniman yang kreatif, kesatria yang berani, serta para cendekiawan.

Dalam pelayaran menyeberangi Samudera Atalantik itu, mereka dibekali rangsum untuk dua tahun perjalanan.

Banner

Mansa Abubakar II memerintahkan awaknya agar tidak kembali ke Mali kecuali jika telah mencapai ujung Samudera Atlantik, atau karena kehabisan bekal makanan dan air.

Akhir pelayaran tersebut hanya menyisakan seorang kapten dengan satu kapal yang kembali ke Mali, dari 200 kapal yang dilepas.

Kesaksian kapten kapal menyebutkan bahwa kapal lainnya bersama para awak terseret arus saat dalam pelayaran hingga hilang tak berjejak.

“Kegagalan” pada misi pertama tak membuat Mansa Abubakar II menyerah.

Tak lama, dia mulai menyiapkan sebuah armada yang lebih kuat dan besar, dan memutuskan untuk memimpin sendiri misi pelayaran tersebut.

Armada Mansa Abubakar II yang kedua terdiri atas 1.000 kapal yang membawa para awak, serta 1.000 kapal lain yang khusus membawa perbekalan, termasuk barang dagangan, bahan pangan, binatang, dan emas yang merupakan harta nasional melimpah di kerajaan Mali.

Banner

Sebelum meninggalkan kerajaannya, Mansa Abubakar II menyerahkan kepemimpinan kepada saudara lelakinya, Mansa Musa yang juga dikenal sebagai pengembara.

Perjalanan ibadah haji Mansa Musa dari Mali ke Makkah menjadi sebuah sejarah yang tak terlupakan.

Pelayaran

Setelah semua perbekalan dan perlengkapan siap, Mansa Abubakar II menyeberangi Samudera Atlantik pada 1311.

Perjalanan ini tercatat dalam sejarah, namun tak ada yang tahu apakah dia berhasil mencapai benua Amerika.

Walaupun demikian, banyak bukti yang menunjukkan bahwa Muslim Afrika Barat benar-benar telah menjejakkan kaki mereka di benua tetangga mereka itu.

Banner

Bukti terkuat bahkan datang dari Columbus sendiri, yang selama ini dipercaya sebagai orang luar Amerika yang mencapai Amerika pada 1492.

Dalam jurnalnya, dia menyebutkan bahwa suku asli Amerika memastikan, “Orang-orang berkulit hitam telah datang dari arah tenggara dengan perahu-perahu mereka, mendagangkan tombak-tombak berpucuk emas”.

Masyarakat asli Amerika menyebut tombak-tombak itu “guanin”, yang berarti “emas” dalam bahasa Mandinkan, yakni bahasa resmi Kerajaan Mali.

Analisa kimia dari kepala-kepala tombak yang terbuat dari emas itu menunjukkan bahwa logam mulia tersebut sangat mungkin berasal dari Afrika Barat.

Columbus dan puteranya juga menemukan bahwa warga asli Amerika menggunakan saputangan yang mirip dengan yang dipakai oleh masyarakat di Afrika Barat.

Pelaut Eropa itu juga menyebutkan bahwa suku asli Amerika mengenakan kain yang sama dengan yang digunakan oleh Muslim Moor dari Spanyol.

Banner

Memang tak pernah ada yang tahu nasib armada laut Mansa Abubakar II.

Tapi, bukti-bukti tersebut menegaskan bahwa bangsa Muslim Afrika adalah yang pertama mencapai Amerika, bukannya pelaut Eropa.

Mansa Abubakar II telah dikenal sebagai raja kaya dengan wilayah kekuasaan yang luas di dunia, yang mengerahkan seluruh harta dan kekuatannya demi mengejar ilmu pengetahuan dan penemuan baru.

Tekadnya untuk mencapai benua Amerika menunjukkan dengan jelas bahwa hubungan antara Afrika Barat dan Amerika tidak diawali dengan perbudakan yang digagas oleh para penjajah Eropa.

Hubungan Afrika Barat dan Amerika telah dijajaki oleh para pelaut, penjelajah, dan raja-raja Muslim yang membawa misi persahabatan dan perdamaian.

Sumber: Ilmfeed

Banner

Penulis: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan