Jakarta (Indonesia Window) – Obat seharga 9 dolar AS (sekitar 131.000 rupiah) per tablet yang digunakan untuk mengobati HIV juga dapat membantu membalikkan kehilangan ingatan pada orang lanjut usia (lansia), demikian temuan sebuah studi terbaru.
Para ilmuwan di University of California, Los Angeles (UCLA) menemukan bahwa Maraviroc – dijual dengan merek Selzentry – meningkatkan daya ingat pada hewan paruh baya.
Obat tersebut kini masuk ke uji coba pada manusia guna menyelidiki apakah itu dapat memperkuat memori atau menjadi intervensi awal untuk pasien demensia.
Obat ini bekerja dengan mematikan gen tertentu yang membuat protein sel yang digunakan oleh HIV untuk menyerang mereka.
Tetapi gen yang sama ini juga terlibat dalam menghapus sel-sel memori yang tidak perlu, dengan penelitian menunjukkan bahwa ketika ini dihapus, memori akan meningkat.
Lebih dari lima juta orang Amerika menderita demensia, perkiraan menunjukkan, dengan perawatan terbatas yang tersedia untuk memperlambat gejala penyakit, dan tak ada obatnya.
Para peneliti, yang mempublikasikan temuan mereka di jurnal Nature, melakukan uji coba awal pada tikus.
Mereka menemukan bahwa ketika gen CCR5 terlalu aktif, tikus melupakan perbedaan antara dua kandang yang berbeda, kata mereka. Tetapi ketika dihapus, hewan-hewan itu ternyata memiliki daya ingat dan koneksi yang jauh lebih baik antara sel-sel otak.
Hal ini juga diamati ketika mereka diberikan obat.
Profesor Alcino Silva, ahli neurobiologi yang memimpin penelitian, mengatakan, “Langkah kami selanjutnya adalah mengatur uji klinis untuk menguji pengaruh Maraviroc pada kehilangan memori dini dengan tujuan intervensi dini.”
“Begitu kita sepenuhnya memahami bagaimana ingatan menurun, kita memiliki potensi untuk memperlambat prosesnya,” terang Silva.
Dia menjelaskan bahwa otak jarang menyimpan ingatannya sendiri dan malah berkelompok sehingga mengingat yang satu memicu yang lain.
Tetapi seiring bertambahnya usia, otak secara bertahap kehilangan kemampuan untuk menghubungkan ingatan, yang menyebabkan masalah dengan ingatan.
Maraviroc telah digunakan di seluruh AS sejak 2007, dan pada 2016 juga disetujui untuk pasien berusia lebih dari dua tahun.
Obat ini berbentuk cairan atau tablet, diberikan dua kali sehari selama pasien menderita infeksi.
Orang yang terinfeksi dengan tipe CCR5-tropic – yang menyumbang lebih dari 90 persen kasus HIV – dapat diresepkan obat tersebut.
Demensia dipicu ketika kerusakan menumpuk di sel-sel otak, membuat mereka berjuang untuk berkomunikasi satu sama lain.
Penderita sering kehilangan minat dalam kegiatan yang biasa mereka lakukan, mengalami kesulitan mengelola perilaku dan emosi, dan mungkin juga menemukan situasi sosial yang sulit.
Ada beberapa obat yang tersedia untuk mengobati demensia, tetapi semua ini berfokus pada memperlambat perkembangan penyakit.
Sumber: https://www.dailymail.co.uk/
Laporan: Redaksi