Jakarta (Indonesia Window) – Sebuah studi kohort (periode sangat lama hingga tahunan) telah menemukan bahwa dibandingkan dengan bukan peminum kopi, orang dewasa yang minum kopi pahit (tanpa pemanis) sebanyak 1,5 hingga 3,5 cangkir per hari, atau kopi manis dengan gula lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal selama periode tindak lanjut 7 tahun.

Namun, dampak kesehatan dari mereka yang minum kopi dengan pemanis buatan belum diketahui dengan jelas.

Temuan ini dipublikasikan di jurnal Annals of Internal Medicine 2022.

Studi sebelumnya yang mengamati efek kesehatan dari kopi menemukan bahwa konsumsi kopi dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih rendah tetapi tidak membedakan antara kopi tanpa pemanis dan kopi yang dikonsumsi dengan gula atau pemanis buatan.

Para peneliti dari Southern Medical University di Guangzhou, China menggunakan data dari kuesioner perilaku kesehatan studi Biobank Inggris untuk mengevaluasi hubungan antara konsumsi kopi yang dimaniskan dengan gula, dengan pemanis buatan, dan tanpa pemanis dengan semua penyebab dan kematian spesifik.

Lebih dari 171.000 peserta dari Inggris tanpa diketahui mengidap penyakit jantung atau kanker ditanyai beberapa pertanyaan tentang pola makan dan perilaku kesehatan untuk menentukan kebiasaan konsumsi kopi.

Para peneliti menemukan bahwa selama periode tindak lanjut 7 tahun, peserta yang minum kopi tanpa pemanis dalam jumlah berapa pun memiliki kemungkinan 16 hingga 21 persen lebih kecil untuk meninggal dibandingkan peserta yang tidak minum kopi.

Para peneliti juga menemukan bahwa peserta yang minum 1,5 hingga 3,5 cangkir kopi manis dengan gula setiap hari, 29 hingga 31 persen lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal dibandingkan peserta yang tidak minum kopi.

Para peneliti mencatat bahwa orang dewasa yang minum kopi manis hanya menambahkan sekitar 1 sendok teh gula per cangkir kopi rata-rata.

Editor Annals of Internal Medicine mencatat bahwa sementara kopi memiliki kualitas yang dapat memberikan manfaat kesehatan, variabel pengganggu lebih sulit untuk mengukur perbedaan dalam status sosial ekonomi, diet, dan faktor gaya hidup lainnya yang dapat memengaruhi temuan.

Para penulis jurnal ilmiah tersebut menambahkan bahwa data peserta setidaknya berusia 10 tahun dan dikumpulkan dari negara di mana teh adalah minuman yang sama populernya.

Mereka mengingatkan bahwa jumlah rata-rata gula harian per cangkir kopi yang dicatat dalam analisis ini jauh lebih rendah daripada yang disajikan di banyak café populer, dan banyak konsumen kopi mungkin meminumnya sebagai pengganti minuman lain yang membuat perbandingan dengan non-peminum lebih sulit.

Berdasarkan data ini, dokter dapat memberi tahu pasien mereka bahwa sebagian besar peminum kopi tidak perlu menghapus menu minuman dari diet mereka tetapi harus berhati-hati dengan kopi spesial berkalori tinggi.

Sumber: https://www.news-medical.net/

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan