Banner

Penanganan Coronavirus tanpa Taiwan hambat langkah pencegahan

Ilustrasi virus corona (Coronavirus). (Sciencealert)

Jakarta (Indonesia Window) – Meskipun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menetapkan wabah virus corona (Coronavirus) sebagai keadaan darurat global, jumlah kasus baru terus meningkat.

Pernyataan dari Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei (TETO) yang diterima di Jakarta, Jumat, menyebutkan bahwa kasus infeksi yang menimbulkan peradangan pada sistem pernapasan (pneumonia) itu, juga ditemukan di Thailand, Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan.

Pada 22 Januari seorang pasien di Taiwan dipastikan mengidap virus yang berawal dari Wuhan, China tersebut.

Hambatan

Menanggapi kondisi global tersebut, WHO telah mengadakan pertemuan darurat pada Rabu (22/1) dengan mengundang negara-negara yang terdeteksi ditemukan kasus Coronavirus, kecuali Taiwan.

“Prinsip Satu China” yang diterapkan oleh Pemerintah China menyebabkan Taiwan, yang bukan merupakan anggota WHO, tak diundang dalam pertemuan penting itu.

Pernyataan dari TETO menyebutkan bahwa virus pneumonia yang berawal dari Wuhan menyebar karena Pemerintah China menyembunyikan epidemi ini sejak tahap awal.

Taiwan yang secara geografis dekat dengan China menganggap bahwa penyebaran infeksi pernapasan tersebut sangat mengancam seluruh orang yang berada di Pulau Formosa itu.

Jika WHO menganggap situasi tersebut sebagai hal yang mendesak sehingga mengadakan pertemuan darurat, seharusnya mereka mengundang Taiwan untuk bergabung dalam upaya pencegahan epidemi, sebut pernyataan itu.

Namun demikian, China tetap pada pandangan politiknya, dan mencegah Taiwan untuk berpartisipasi dalam pertemuan darurat WHO.

China mengklaim bahwa “tidak ada yang lebih peduli tentang kesehatan rekan Taiwan dibandingkan Pemerintah China” dan “partisipasi Taiwan dalam organisasi internasional harus berdasarkan Prinsip Satu China”.

Pengalaman

Penanganan virus corona yang dideteksi oleh WHO pada 31 Desember 2019 di Wuhan, Provinsi Hubei tanpa Taiwan, sama dengan saat virus SARS mewabah pada 2003.

Saat itu, karena “Prinsip Satu China” Taiwan kesulitan mendapatkan bantuan pertama dari WHO sehingga menyebabkan kematian puluhan staf medis Taiwan dan sejumlah warga.

Pernyataan dari TETO menegaskan bahwa Pemerintah China tidak punya hak mengesampingkan Taiwan dari sistem pencegahan epidemi global, apalagi mengabaikan kesejahteraan masyarakat Taiwan.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan