Pemutihan karang akibat gelombang panas terdeteksi di perairan sekitar Taiwan

Kawanan ikan berenang di sekitar terumbu karang di Blue Hole di Dahab, Mesir, pada 2 Oktober 2023. Dahab, sebuah kota di pesisir tenggara Semenanjung Sinai di Mesir, terkenal berkat berbagai lokasi menyelam yang dimilikinya, termasuk Blue Hole. (Xinhua/Sui Xiankai)

Pemutihan karang besar-besaran di perairan selatan dan timur lepas pantai Taiwan, telah terjadi sejak Juni akibat gelombang panas yang berkepanjangan.

 

Taipei, Taiwan (Xinhua/Indonesia Window) – Para pemerhati lingkungan setempat menyuarakan keprihatinan mereka terhadap pemutihan karang besar-besaran di perairan selatan dan timur lepas pantai Taiwan, yang telah terjadi sejak Juni akibat gelombang panas yang berkepanjangan.

Elaine Chen, Sekretaris Jenderal Taiwan Eco-Angel Environmental Conservation Association, mengatakan kepada media lokal bahwa para penyelam telah mendeteksi adanya pemutihan karang di perairan lepas pantai Kenting di Taiwan selatan serta di sekitar Pulau Liuqiu Kecil (Little Liuqiu), Pulau Anggrek (Orchid Island), dan Pulau Hijau (Green Island) sejak Juni lalu.

Taiwan Loo-Koo Yu Association, sebuah lembaga swadaya masyarakat lainnya di bidang lingkungan hidup, juga melaporkan kejadian pemutihan karang pada Juni dan Juli.

Ketika suhu air laut melebihi 28 derajat Celsius selama dua pekan, alga simbiotis di dalam polip karang mengeluarkan racun yang berbahaya bagi polip karang, yang kemudian menyebabkan keluarnya alga tersebut dari karang sehingga polip karang menjadi transparan dan menampakkan kerangka karang yang berwarna putih. Fenomena ini secara umum dikenal sebagai pemutihan karang atau coral bleaching.

Menurut Lee Kun-hsien, seorang sukarelawan dari Taiwan Loo-Koo Yu Association, suhu air laut di sekitar Pulau Liuqiu Kecil biasanya berkisar antara 28 hingga 29 derajat Celsius selama musim panas, tetapi suhu tersebut secara konsisten berada di antara 30 hingga 32 derajat Celsius sejak Juni tahun ini.

Lee memperingatkan bahwa jika suhu tinggi terus berlanjut pascapemutihan, kemungkinan besar karang-karang akan mati.

Sebelumnya, pemutihan karang besar-besaran di sekitar Taiwan pernah terjadi pada 2020. Pemutihan akan mengakibatkan kerusakan jangka pendek pada terumbu karang, tetapi dengan berjalannya waktu dan lingkungan yang mendukung, sebagian besar terumbu karang yang paling sehat dan stabil akan pulih secara bertahap.

Karena terumbu karang yang memutih sangatlah rentan, para pemerhati lingkungan menyerukan pembatasan aktivitas manusia di dekat terumbu karang dan peningkatan langkah-langkah pencegahan serta pengendalian pencemaran air laut.

Menurut Lu Shiau-yun, kepala departemen urusan kelautan pulau tersebut, sebuah draf yang berisi rencana aksi konservasi karang sedang disusun dan diharapkan akan dirilis tahun ini atau tahun depan. Dia mengatakan bahwa departemen tersebut sedang bekerja sama dengan sejumlah lembaga akademis untuk terus memantau masalah ini.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan