Pemulihan ekonomi Jerman yang telah lama dinantikan tampaknya semakin jauh dari jangkauan, dengan perekonomian negara tersebut tidak dapat keluar dari stagnasi.
Berlin, Jerman (Xinhua/Indonesia Window) – Pemulihan ekonomi Jerman yang telah lama dinantikan tampaknya semakin jauh dari jangkauan, dengan sejumlah institut ekonomi utama di negara tersebut memangkas perkiraan mereka untuk beberapa tahun mendatang.
Wadah pemikir Kiel Institute for the World Economy pada Kamis (12/12) mengatakan bahwa ekonomi Jerman diperkirakan akan mengalami stagnasi pada 2025, menyusul kontraksi 0,3 persen tahun lalu dan proyeksi penurunan 0,2 persen pada 2024.
“Perekonomian Jerman tidak dapat keluar dari stagnasi,” ungkap institut tersebut dalam laporannya, seraya menambahkan bahwa “hanya ada sedikit indikasi untuk pemulihan ekonomi yang signifikan.” Pertumbuhan untuk 2026 juga direvisi turun menjadi 0,9 persen dari proyeksi sebelumnya sebesar 1,1 persen.
Lembaga penelitian German Institute for Economic Research (DIW Berlin) menyampaikan prediksi serupa, dengan memperkirakan hanya 0,2 persen pertumbuhan untuk 2025, turun dari perkiraan sebelumnya. Namun, pertumbuhan diperkirakan akan sedikit naik menjadi 1,2 persen pada 2026, menurut DIW.
“Kita sedang menghadapi kombinasi yang menantang antara kelemahan siklus dan masalah struktural,” sebut Geraldine Dany-Knedlik, kepala proyeksi ekonomi di DIW. Dia menyebut peningkatan biaya energi dan material, persaingan, serta potensi tarif perdagangan Amerika Serikat sebagai hambatan utama bagi sektor manufaktur Jerman yang digerakkan oleh ekspor.
Sementara itu, lembaga penelitian Ifo Institute memberikan perkiraan dengan sentimen beragam dengan menyajikan dua skenario yang bergantung pada respons kebijakan ekonomi pemerintah. Tanpa reformasi struktural yang menentukan, ekonomi Jerman mungkin hanya akan tumbuh 0,4 persen pada 2025. Namun, institut ini melihat potensi pertumbuhan sebesar 1,1 persen jika “tindakan yang tepat” diambil.
“Pada tahap ini, masih belum dapat dipastikan apakah stagnasi yang terjadi saat ini merupakan perlambatan sementara atau pergeseran yang lebih permanen dan menandai transformasi ekonomi yang buruk,” sebut Timo Wollmershaeuser, kepala proyeksi ekonomi di Ifo.
Wollmershaeuser menambahkan bahwa kebijakan moneter yang ketat di Eropa dan pasar-pasar ekspor utama Jerman telah mengurangi pesanan industri, yang semakin membebani perekonomian. Kendati demikian, ada beberapa sinyal positif, yaitu daya beli yang meningkat dan tekanan inflasi yang diperkirakan akan berkurang.
Ifo Institute memproyeksikan bahwa inflasi akan turun ke angka 2,3 persen pada 2025 dan 2,0 persen pada 2026 dalam dua skenario tersebut.
Laporan: Redaksi