Banner

Hamas konfirmasi kematian Yahya Sinwar

Foto dokumentasi yang diabadikan pada 1 Mei 2017 ini memperlihatkan Yahya Sinwar (depan) di Gaza City. (Xinhua/Wissam Nassar)

Pemimpin Hamas Yahya Sinwar tewas dalam serangan Israel di Gaza selatan pada Rabu (16/10), disebut sebagai inspirasi bagi generasi baru yang akan melawan “pendudukan” Israel dan membebaskan wilayah Palestina.

 

Gaza, Palestina (Xinhua/Indonesia Window) – Hamas pada Jumat (18/10) mengonfirmasi kematian pemimpinnya, Yahya Sinwar, tanpa memberikan rincian tentang bagaimana Sinwar meninggal atau siapa yang akan menjadi penggantinya.

Menurut pernyataan Hamas, para sandera di Jalur Gaza “tidak akan kembali kecuali agresi terhadap Gaza dihentikan, penarikan (pasukan Israel) dari Gaza, dan tahanan heroik kami dibebaskan dari penjara pendudukan.”

Sementara itu, Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perlawanan “akan terus berlanjut dan meningkat hingga tujuan sah rakyat kami tercapai.”

Pemimpin Hamas Yahya Sinwar
Panglima militer Israel Herzi Halevi (tengah) melakukan inspeksi di dekat lokasi tempat pemimpin Hamas Yahya Sinwar tewas di Jalur Gaza pada 17 Oktober 2024. (Xinhua/Pasukan Pertahanan Israel)

Pada Jumat yang sama, Khalil Al-Hayya, wakil kepala Hamas di Gaza, berduka atas kematian Sinwar dalam pidato yang disiarkan di televisi.

Banner

Menyebut kematian Sinwar sebagai inspirasi bagi generasi baru yang akan melawan “pendudukan” Israel dan membebaskan wilayah Palestina, Al-Hayya mengatakan Hamas menunda pembebasan sandera Israel di Gaza.

“Bagi mereka yang menangisi nasib para sandera Israel, kami tidak akan pernah membebaskan mereka tanpa mengakhiri perang, mencapai (kesepakatan) pertukaran tahanan, dan mengakhiri blokade Israel di Gaza,” ujarnya.

Pada Kamis (17/10) malam waktu setempat, dalam sebuah pernyataan bersama, Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) dan Badan Keamanan Israel mengonfirmasi bahwa Sinwar tewas dalam serangan Israel di Gaza selatan pada Rabu (16/10).

Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Hamas di Jalur Gaza untuk membalas serangan Hamas di perbatasan Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan 1.200 orang tewas dan sekitar 250 lainnya disandera.

Warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel yang terus berlanjut di Gaza bertambah menjadi 42.500 orang, menurut otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza dalam sebuah pernyataan pada Jumat pekan lalu.

Pernyataan Israel

Banner

Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) dan Badan Keamanan Israel (Israel Security Agency/ISA) pada Kamis (17/10) bersama-sama mengonfirmasi bahwa pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, telah tewas di Jalur Gaza oleh tentara Israel pada Rabu (16/10).

“Tentara IDF dari Komando Selatan menewaskan Yahya Sinwar … dalam sebuah operasi di Jalur Gaza selatan,” kata tentara Israel dalam sebuah pernyataan.

IDF mengatakan bahwa tentaranya menewaskan tiga militan dalam operasi tersebut, yang kemudian diketahui bahwa salah satu dari mereka adalah Sinwar, orang yang “bertanggung jawab atas pembunuhan dan penculikan banyak warga Israel.”

Menurut pernyataan itu, Sinwar tewas setelah bersembunyi selama satu tahun terakhir di antara penduduk sipil Gaza, baik di permukaan maupun di bawah tanah, di terowongan-terowongan Hamas di Jalur Gaza.

“Puluhan operasi yang dilakukan oleh IDF dan ISA dalam setahun terakhir, dan dalam beberapa pekan terakhir di area tempat dia tewas, membatasi pergerakan operasional Sinwar ketika dirinya dikejar oleh pasukan Israel dan berujung pada kematiannya,” tambah pernyataan itu.

Tak lama sebelum pernyataan IDF tersebut dikeluarkan, Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Israel Katz, dalam sebuah pesan mengonfirmasi kematian Sinwar kepada para menlu negara-negara lain, dengan mengatakan bahwa “ini adalah pencapaian militer dan moral yang luar biasa bagi Israel.”

Banner

Menurut menlu itu, “terbunuhnya Sinwar membuka sebuah peluang bagi pembebasan segera para tawanan Israel yang diculik dan membawa perubahan yang akan mengarah pada sebuah realitas baru di Gaza, tanpa kendali Hamas maupun Iran.”

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan