Banner

Wawancara – Pakar AS sebut China dan AS dapat lanjutkan kerja sama kesehatan

Huang Yanzhong, senior fellow untuk kesehatan global di Dewan Hubungan Luar Negeri yang berbasis di New York sekaligus direktur Pusat Studi Kesehatan Global di Seton Hall University, berbicara dalam sesi wawancara dengan Xinhua di South Orange, New Jersey, Amerika Serikat, pada 9 Desember 2022. (Xinhua/Liu Yanan)

Para pemimpin China dan AS telah mencapai kesepahaman terkait pelaksanaan dialog dan kerja sama di bidang kesehatan masyarakat, pertanian, dan ketahanan pangan, serta sepakat untuk memanfaatkan kelompok kerja gabungan kedua negara untuk membantu penyelesaian lebih banyak isu.

 

New York City, AS (Xinhua) – Jika China dan Amerika Serikat (AS) dapat memulai kembali dialog dan kerja sama bilateral di bidang kesehatan masyarakat, keduanya akan mampu memberikan kontribusi besar terhadap keamanan kesehatan global, kata seorang pakar tata kelola kesehatan global yang berbasis di AS.

China memberikan kontribusi besar dalam memperkecil “apartheid vaksin” dengan memasok vaksin COVID-19 ke banyak negara, kata Huang Yanzhong, senior fellow untuk kesehatan global di Dewan Hubungan Luar Negeri yang berbasis di New York dalam sesi wawancara dengan Xinhua baru-baru ini.

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang diadakan di Indonesia baru-baru ini, para pemimpin China dan AS mencapai kesepahaman terkait pelaksanaan dialog dan kerja sama di bidang kesehatan masyarakat, pertanian, dan ketahanan pangan, serta sepakat untuk memanfaatkan kelompok kerja gabungan China-AS untuk membantu penyelesaian lebih banyak isu.

Pemimpin China dan AS
Sejumlah staf mengawasi pengoperasian lini pengemasan otomatis untuk vaksin COVID-19 nonaktif di Sinovac Life Sciences Co., Ltd. di Beijing, ibu kota China, pada 6 Januari 2021. (Xinhua/Lu Ye)

Namun demikian, sejumlah faktor politik dan ideologis hingga saat ini masih menjadi tantangan yang cukup besar bagi kerja sama global di bidang kesehatan masyarakat, dan secara spesifik, harus ada upaya yang dilakukan untuk mencegah pengaruh faktor semacam itu terhadap respons pandemi, kata Huang, yang juga menjabat sebagai direktur Pusat Studi Kesehatan Global di Seton Hall University.

Banner

Dia mengaku tidak terlalu optimistis bahwa pandemik berikutnya dapat ditangani secara efektif mengingat adanya tantangan bagi kerja sama global dari segi politik dan ideologi serta kurangnya dana untuk peningkatan kapasitas di sektor kesehatan masyarakat.

Negara-negara berkembang dan berpenghasilan rendah tidak memiliki sumber daya yang memadai dan tidak ada ekspektasi yang tinggi untuk bantuan luar negeri, tambah Huang.

“Masalah dan tantangan lama akan terus mengganggu masyarakat internasional secara keseluruhan,” kata Huang.

Namun, Huang menuturkan bahwa terdapat sejumlah area untuk kerja sama seperti pencegahan peristiwa luapan zoonosis, regulasi perdagangan hewan liar, kegiatan berbagi sampel patogen, pelacakan galur virus, serta pengembangan dan kegiatan berbagi vaksin.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan