Pembuangan air limbah nuklir Fukushima ke laut oleh Jepang berdampak terhadap kesehatan seluruh umat manusia, lingkungan laut global, dan kepentingan publik internasional.
Beijing, China (Xinhua) – Pihak Jepang harus melakukan konsultasi secara penuh dan tulus dengan para pemangku kepentingan dan menerapkan pengaturan pemantauan jangka panjang sesegera mungkin guna menghindari konsekuensi yang tak dapat dibenahi akibat pembuangan air terkontaminasi nuklir Fukushima ke laut, seperti disampaikan Juru Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin pada Selasa (28/11).
Wang menyampaikan pernyataan itu dalam sebuah taklimat media harian ketika diminta mengomentari laporan bahwa Tokyo Electric Power Company (TEPCO) baru-baru ini memulai identifikasi kerusakan dan kompensasi terhadap korban domestik akibat pembuangan limbah ke laut, seiring pembuangan air terkontaminasi nuklir Fukushima ke laut yang dimulai oleh pemerintah Jepang memasuki bulan ketiga.
“Pembuangan air yang terkontaminasi nuklir Fukushima ke laut oleh Jepang berdampak terhadap kesehatan seluruh umat manusia, lingkungan laut global, dan kepentingan publik internasional,” papar Wang.
Jepang perlu merespons kekhawatiran domestik dan internasional secara serius dengan cara yang sama, terutama kekhawatiran yang kuat dari negara-negara tetangga, berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan dengan sikap yang bertanggung jawab dan konstruktif, serta menanggapi dengan serius permintaan yang sah untuk identifikasi kerusakan dan kompensasi dari para pemangku kepentingan, imbuh Wang.
Menyebut bahwa semakin banyak air terkontaminasi nuklir Fukushima yang dibuang ke laut, Wang mengatakan pihak Jepang harus melakukan konsultasi secara penuh dan tulus dengan para pemangku kepentingan, terutama negara tetangganya, menerapkan pengaturan pemantauan jangka panjang sesegera mungkin yang dilakukan secara komprehensif, efektif, dan independen serta melibatkan seluruh pemangku kepentingan, sehingga dapat menghindari dampak yang tidak dapat dibenahi akibat pembuangan limbah air terkontaminasi nuklir ke laut tersebut.
Laporan: Redaksi