Banner

Studi sebut erosi sungai tingkatkan peninggian Gunung Qomolangma baru-baru ini

Foto dari udara yang diabadikan pada 23 Mei 2023 ini menunjukkan pemandangan Gunung Qomolangma yang terlihat di ketinggian 8.400 meter di Daerah Otonom Tibet, China barat daya. (Xinhua/Sun Fei)

Pembentukan formasi Gunung Qomolangma dan Himalaya secara keseluruhan, terutama disebabkan oleh benturan antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia.

 

Beijing, China (Xinhua/Indonesia Window) – Mengapa Gunung Qomolangma jauh lebih tinggi dibandingkan puncak-puncak gunung lainnya? Sebuah studi terbaru menyajikan bukti bahwa erosi sungai berperan dalam peningkatan ketinggian baru-baru ini dari gunung tertinggi di Bumi tersebut.

Tim penelitian yang dipimpin oleh Wang Chengshan dari China University of Geosciences, Beijing, dan lainnya dari University College London dari Inggris melakukan studi tersebut. Adapun, studi itu dipublikasikan dalam jurnal Nature Geoscience pada Senin (30/9).

Dikatakan Wang, akademisi di Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences), pembentukan formasi Gunung Qomolangma dan Himalaya secara keseluruhan, terutama disebabkan oleh benturan antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia.

Namun, teori benturan itu sendiri tidak dapat sepenuhnya menjelaskan mengapa ketinggian Gunung Qomolangma tercatat hampir 250 meter lebih tinggi dibandingkan Gunung Qogir, gunung tertinggi kedua di dunia, yang hanya puluhan meter lebih tinggi dari gunung tertinggi ketiga dan keempat di dunia. Perbedaan itu menunjukkan bahwa peninggian Gunung Qomolangma mungkin disebabkan oleh beberapa mekanisme yang unik.

Banner

Setelah penelitian selama bertahun-tahun, tim ilmuwan menemukan evolusi sistem perairan yang unik di sekitar Gunung Qomolangma, yang berkaitan erat dengan evolusi Sungai Kosi, sebuah sungai purba.

Studi itu mengindikasikan bahwa sekitar 89.000 tahun silam, Sungai Kosi mengalami peristiwa penangkapan sungai, sebuah fenomena umum di daerah-daerah pembentukan pegunungan (mountain-building), yang mengacu pada proses di mana sebuah sungai ‘membajak’ aliran sungai lainnya melalui erosi. Hal itu menyebabkan perluasan area drainase yang cepat dan percepatan laju erosi, dengan kedalaman erosi maksimum tahunan dapat mencapai hingga 12 milimeter.

Saat dasar sungai semakin dalam, bebatuan di sekitarnya mengalami rebound isostatik akibat bobot yang menurun. Proses ini berkontribusi pada peninggian lebih lanjut pada Gunung Qomolangma.

Studi itu memperkirakan bahwa sejak peristiwa penangkapan sungai itu, elevasi Gunung Qomolangma telah bertambah sekitar 0,2 hingga 0,5 milimeter per tahun, menambah total ketinggiannya sekitar 15 hingga 50 meter.

“Kendati pergerakan tektonik tetap menjadi alasan utama peninggian Gunung Qomolangma, studi itu mengungkap sebuah mekanisme baru perihal peninggian gunung yang disebabkan oleh penangkapan sungai, yang membantu orang-orang untuk lebih memahami evolusi sabuk orogenik dan proses (pembentukan) formasi gunung,” tutur Wang.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan