PBB melakukan berbagai upaya untuk membebaskan semua tahanan, yang sebagian besar merupakan lawan politik, aktivis hak asasi manusia, dan jurnalis, serta mencapai penyelesaian politik di antara pihak-pihak yang bertikai di Yaman.
Sanaa, Yaman (Xinhua) – Kelompok Houthi Yaman secara sepihak membebaskan 113 tahanan di Sanaa, ibu kota Yaman yang dikuasai Houthi, pada Ahad (26/5), demikian dikatakan Komite Palang Merah Internasional (International Committee of the Red Cross/ICRC).
“Kami senang mengetahui bahwa pertimbangan kemanusiaan diprioritaskan, terutama bagi keluarga yang menantikan kepulangan orang-orang yang mereka cintai, apalagi dengan semakin dekatnya perayaan Idul Adha dalam beberapa pekan ke depan,” ujar Daphnee Maret, selaku ketua delegasi ICRC di Yaman.
“Kami berharap hal ini membuka jalan untuk pembebasan lebih lanjut,” kata Maret.
ICRC mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan wawancara sebelum keberangkatan dengan para tahanan untuk mengonfirmasi identitas mereka, dan “mendengarkan setiap kekhawatiran yang mereka miliki tentang proses pembebasan, memastikan bahwa mereka telah melakukan kontak dengan keluarga mereka, dan mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk menindaklanjuti kondisi mereka jika diperlukan,” ujar Alessia Bertelli, koordinator perlindungan ICRC di Yaman.
ICRC mengatakan bahwa pembebasan terbaru ini, serta pembebasan sebelumnya pada tahun 2023 dan 2020, merupakan langkah positif untuk melanjutkan kembali negosiasi antara pemerintah Yaman dan Houthi.
“Kami mendesak semua pihak yang terlibat untuk mengambil inisiatif yang lebih luas dan komprehensif yang mengarah pada pembebasan semua tahanan dari kedua belah pihak. Berita ini membuat saya sangat gembira dan rasanya seperti sebuah awal yang baru bagi semua orang yang terlibat,” ujar Ahmed Abdu Dairm, salah satu tahanan yang dibebaskan.
Pada April 2023, hampir 900 tahanan dibebaskan menyusul negosiasi yang diprakarsai Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) antara pemerintah Yaman dan kelompok Houthi. Sejumlah tokoh terkenal, seperti Nasser Mansour Hadi, saudara laki-laki dari mantan presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi, dan Mahmoud Al Subeihi, mantan menteri pertahanan Yaman, termasuk di antara mereka yang dibebaskan.
PBB melakukan berbagai upaya untuk membebaskan semua tahanan, yang sebagian besar merupakan lawan politik, aktivis hak asasi manusia, dan jurnalis, serta mencapai penyelesaian politik di antara pihak-pihak yang bertikai di Yaman.
Yaman terjerumus ke dalam perang saudara sejak akhir 2014 ketika milisi Houthi yang didukung Iran menguasai beberapa provinsi di bagian utara negara tersebut dan memaksa pemerintah yang diakui secara internasional yang didukung oleh Arab Saudi untuk keluar dari Sanaa.
Laporan: Redaksi