Paus biru kerdil bermigrasi ribuan kilometer ke arah selatan setiap tahun dari lokasi berkembang biak di lepas pantai Indonesia melewati Timor-Leste ke perairan Australia pada Oktober dan November.
Canberra, Australia (Xinhua) – Pemanasan air laut menunda migrasi paus biru, demikian diperingatkan oleh para pakar Australia.
Karen Edyvane, ahli biologi kelautan dari Australian National University, pada Senin (13/11) menyampaikan kekhawatirannya mengenai penundaan signifikan dalam migrasi paus biru kerdil di sepanjang garis pantai Timor-Leste.
Sebagai subspesies paus biru yang panjangnya dapat mencapai 24 meter, paus biru kerdil bermigrasi ribuan kilometer ke arah selatan setiap tahun dari lokasi berkembang biak di lepas pantai Indonesia melewati Timor-Leste ke perairan Australia pada Oktober dan November.
Namun, Edyvane mengatakan kepada Australian Broadcasting Corporation bahwa dia “sangat khawatir” setelah tidak melihat seekor paus pun selama enam pekan terakhir di Timor-Leste.
Mantan ilmuwan senior pemerintah dan anggota Komisi Dunia untuk Kawasan Lindung (World Commission on Protected Areas/WCPA) Uni Internasional untuk Konservasi Alam (International Union for Conservation of Nature/IUCN) itu mengaitkan tertundanya migrasi paus biru dengan perubahan iklim.
“Apa yang kami lihat adalah perubahan besar pada oseanografi wilayah tersebut, khususnya dalam hal kekuatan upwelling,” kata Edyvane.
“Perubahan iklim berdampak terhadap migrasi paus biru dan menunda musim migrasinya selama empat hingga enam pekan. Kami juga melihat dampaknya terhadap kesehatan hewan-hewan tersebut.”
Hal itu terjadi setelah Edyvane menyampaikan kekhawatirannya tentang kondisi kesehatan paus biru kerdil setelah mengamati beberapa paus biru yang mengalami malanutrisi selama migrasi ke selatan pada 2022, yang menurutnya kemungkinan besar disebabkan oleh suhu laut yang hangat.
Biro Meteorologi Australia pada September lalu mengumumkan peristiwa cuaca El Nino di Pasifik.
Peristiwa ini berkaitan dengan cuaca yang lebih panas dan kering di Australia, tetapi biasanya menurunkan suhu laut di bagian utara, yang menurut Edyvane akan meningkatkan pasokan makanan bagi paus biru.
Laporan: Redaksi