Banner

Pasar produk halal cakup masyarakat seluruh dunia, butuh kerja sama antarpihak

Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Wahyu Purnama (kedua dari kanan), pada acara bincang santai menjelang gelaran Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) dan Halal Expo Indonesia (HEI) 2023, di Jakarta, Selasa (26/9/2023). (Indonesia Window)

Pasar produk halal sangat terbuka luas, mencakup masyarakat seluruh dunia, dengan Indonesia menempati peringkat keempat ekonomi syariah terbesar setelah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA).

 

Jakarta (Indonesia Window) – Pasar produk halal sangat terbuka luas, mencakup masyarakat seluruh dunia, sehingga pengembangannya di Indonesia membutuhkan kerja sama antarpihak.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Wahyu Purnama, pada acara bincang santai menjelang gelaran Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) dan Halal Expo Indonesia (HEI) 2023, di Jakarta, Selasa.

“Perkembangan ekonomi keuangan syariah di Indonesia sangat besar, sebagai negara Muslim terbesar di dunia. Namun, perkembangan ini juga terlihat di negara-negara yang berpenduduk Muslim minoritas,” ujarnya.

Wahyu menerangkan bahwa negara-negara seperti Jepang, Inggris, dan Korea Selatan saat ini semakin memperhatikan kehalalan produk-produk mereka, bahkan memastikan barang-barang yang diekspor telah bersertifikasi halal.

Banner

“Hal ini karena produk halal sebenarnya tidak hanya dibutuhkan oleh masyarakat Muslim, tapi juga seluruh dunia. Sementara itu, berbeda dengan pasar nonhalal, yang terbatas,” lanjutnya.

Data Global Islamic Economy Indicator 2022 menunjukkan, Indonesia menempati peringkat keempat ekonomi syariah terbesar setelah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Berdasarkan kategori, Indonesia berada di urutan kedua untuk makanan halal, ketiga untuk fashion Muslim, keenam untuk keuangan syariah, dan peringkat kesembilan untuk farmasi dan kosmetik halal.

Menurut Wahyu, syariah Islam memiliki karakteristik inklusif, sehingga penggunaan dan penerapannya tidak terbatas oleh salah satu agama dan keyakinan tertentu.

Namun demikian, lanjutnya, upaya literasi ekonomi syariah senantiasa dibutuhkan untuk membangun pemahaman masyarakat agar dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dan akhirnya syariah menjadi budaya di tengah-tengah masyarakat.

Wahyu menekankan, Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang berkolaborasi dengan Halal Expo Indonesia (HEI) 2023, merupakan puncak kampanye ekonomi keuangan syariah di Tanah Air guna mewujudkan literasi syariah yang diharapkan meningkat menjadi 30 persen pada 2023, 40 persen pada 2024, dan 50 persen pada 2025.

Banner

ISEF ke-10 pada 2023 akan digelar di Jakarta pada 25-29 Oktober, menghadirkan 793 exhibitor dari Indonesia dan 20 negara sahabat.

Penyelenggaraan ISEF 2023 dan HEI 2023 juga berkolaborasi dengan Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) sebagai mitra strategis, yang akan memfasilitasi program business matching selama acara tersebut berlangsung.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan