Banner

Pakar Jepang sebut keterbukaan China dorong pemulihan ekonomi global

Orang-orang mengunjungi Pameran Produk Konsumen Internasional China (China International Consumer Products Expo/CICPE) ketiga di Haikou, ibu kota Provinsi Hainan, China selatan, pada 15 April 2023. (Xinhua/Guo Cheng)

“Pasar konsumen China mengalami peningkatan, dengan pilihan barang konsumen yang berlimpah dan permintaan konsumen untuk produk-produk berkualitas tinggi yang terus naik.”

 

Tokyo, Jepang (Xinhua) – Dengan menyelenggarakan Pameran Produk Konsumen Internasional China (China International Consumer Products Expo/CICPE) ketiga, China semakin membuka pasarnya yang sangat besar, menyuntikkan dorongan kuat ke dalam kemakmuran perdagangan dan konsumsi global, serta pemulihan ekonomi dunia, demikian disampaikan seorang pakar perdagangan Jepang.

Pameran tersebut digelar ketika perekonomian dunia saat ini menghadapi ketidakpastian yang semakin besar, dengan meningkatnya unilateralisme serta proteksionisme, dan banyak negara memasuki siklus kenaikan suku bunga, tutur Yuki Izumikawa, seorang pejabat Asosiasi Jepang untuk Promosi Perdagangan Internasional, kepada Xinhua dalam sesi wawancara baru-baru ini.

Pameran perdagangan komprehensif yang meningkatkan pertukaran perdagangan semacam ini menunjukkan sikap keterbukaan lebih lanjut dari China yang memberikan dorongan bagi pemulihan ekonomi dan perdagangan global, kata pakar perdagangan tersebut.

China tetap menjadi pasar konsumen terbesar kedua di dunia dengan penjualan ritel barang konsumen mencapai 44 triliun yuan pada 2022. Negara itu menjadi pasar impor terbesar kedua di dunia selama 14 tahun berturut-turut.

Banner
Pasar konsumen China
Seorang pengunjung berpose untuk berfoto bersama maskot Pameran Produk Konsumen Internasional China (China International Consumer Products Expo/CICPE) ketiga di Haikou, ibu kota Provinsi Hainan, China selatan, pada 15 April 2023. (Xinhua/Li Xin)

China merupakan mitra dagang, pasar ekspor, dan sumber impor terbesar bagi Jepang, ujar Izumikawa, yang menekankan bahwa kedua negara perlu memperkuat kerja sama.

Perdagangan dengan China sangat penting pada saat Jepang sedang menghadapi lonjakan harga dan permintaan domestik yang melemah, tutur Izumikawa.

Ketika tahun ini menandai 45 tahun penandatanganan Perjanjian Perdamaian dan Persahabatan China-Jepang oleh kedua negara serta reformasi dan keterbukaan China, dunia menyaksikan pertumbuhan konsumsi China dengan cara yang terdiversifikasi, dipersonalisasi, dan terspesialisasi, papar Izumikawa.

Tren-tren seperti ekspansi kontinu dari kelompok berpenghasilan menengah memang membentuk kembali pasar konsumen China, tutur Izumikawa, yang mengutip Laporan Konsumen China McKinsey 2023.

Pasar konsumen China
Orang-orang mengunjungi Pameran Produk Konsumen Internasional China (China International Consumer Products Expo/CICPE) ketiga di Haikou, ibu kota Provinsi Hainan, China selatan, pada 15 April 2023. (Xinhua/Guo Cheng)

“Pasar konsumen China mengalami peningkatan, dengan pilihan barang konsumen yang berlimpah dan permintaan konsumen untuk produk-produk berkualitas tinggi yang terus naik,” kata pakar tersebut, seraya meminta perusahaan-perusahaan Jepang agar terus mengembangkan produk baru yang disesuaikan dengan permintaan konsumen China, yang akan mendorong inovasi mereka.

Izumikawa, yang menganggap belanja daring sangat umum di China, mengatakan bahwa pameran tersebut menyuguhkan peluang bagi perusahaan Jepang untuk lebih mengeksplorasi pasar China di tengah perubahan kebiasaan konsumen China.

Banner

“Perusahaan-perusahaan Jepang dapat memajang produk mereka di pameran tersebut, dan mereka dapat terus menjual barang secara daring setelah pameran selesai,” ujarnya.

Di masa-masa awal reformasi dan keterbukaan China, perusahaan-perusahaan Jepang berinvestasi dan mendirikan pabrik di China guna memproduksi barang yang murah dan berkualitas tinggi, kemudian menjualnya ke negara lain, kenang Izumikawa.

Namun sekarang, perusahaan-perusahaan Jepang mengincar pasar China yang besar dan talenta-talenta kelas atas China, lanjutnya.

*1 yuan = 2.143 rupiah

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan