Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau North Atlantic Treaty Organization (NATO) tidak boleh menjadi bagian dalam konflik antara Rusia dan Ukraina meskipun blok ini memberikan bantuan militer kepada Ukraina.
Berlin, Jerman (Xinhua) – Meskipun memberikan bantuan militer ke Ukraina, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) tidak boleh menjadi bagian dalam konflik negara itu dengan Rusia, kata Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Rabu (8/2).
Dalam pidatonya di majelis rendah parlemen Jerman (Bundestag) menjelang pertemuan khusus Dewan Eropa untuk membahas konflik tersebut, Scholz memperingatkan soal “persaingan publik untuk saling mengalahkan satu sama lain dengan cara yang sama seperti tank tempur, kapal selam, pesawat terbang….”
Ini akan merusak persatuan Barat, tuturnya.
“Kami menjaga dan memperkuat kohesi ini dengan menyiapkan sejumlah keputusan secara rahasia terlebih dahulu sebelum mengomunikasikannya,” kata Scholz, mengacu pada keputusan baru-baru ini yang diambil oleh Jerman dan Amerika Serikat (AS) terkait pengiriman tank tempur.
Karena meningkatnya tekanan mitra-mitra di NATO terhadap Jerman untuk memasok artileri berat ke Ukraina, pemerintah Jerman pada akhir Januari memutuskan untuk mengirimkan 14 tank Leopard 2, serta mengizinkan para mitra untuk mengekspor kembali dari stok Leopard mereka. Selain itu, ekspor hingga 178 tank Leopard 1 yang lebih tua pun kemudian disetujui.
AS tak lama kemudian mengikutinya, dengan Presiden Joe Biden mengumumkan pengiriman tank tempur Abrams ke Ukraina.
Namun, para ahli mengatakan akan dibutuhkan waktu berbulan-bulan sebelum tank Jerman dan AS tersebut dikirimkan.
Vyacheslav Volodin, ketua majelis rendah Rusia, pada bulan lalu memperingatkan bahwa pasokan senjata Barat ke Ukraina akan mengarah pada pembalasan dengan “senjata yang lebih kuat.”
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengulangi permintaannya untuk mendapatkan lebih banyak senjata, serta jet tempur, saat berkunjung ke London pada Rabu.
Inggris merupakan pendukung terbesar kedua bagi Ukraina setelah AS. Tahun lalu saja, Inggris memberikan bantuan militer senilai total hampir 2,8 miliar dolar AS, dan pemerintah Inggris telah berjanji akan “mempertahankan level pendanaan yang sama pada 2023.”
Pada pertemuan Dewan Eropa mendatang pada 9-10 Februari, Scholz mengindikasikan bahwa sanksi terhadap Rusia akan kian diperketat. Blok itu akan mendukung Ukraina “selama diperlukan,” katanya.
*1 dolar AS = 15.122 rupiah
Laporan: Redaksi