Banner

Israel perintahkan militer bersiap untuk penempatan jangka panjang di Tepi Barat di tengah eskalasi serangan

Pasukan Israel bersiaga saat buldoser militer menghancurkan rumah-rumah warga Palestina di Distrik Masafer Yatta, Kota Hebron, Tepi Barat bagian selatan, pada 18 Februari 2025. (Xinhua/Mamoun Wazwaz)

Operasi Tepi Barat oleh militer Israel dilancarkan di saat Israel dan Hamas telah mencapai gencatan senjata yang rapuh pada Januari lalu, menghentikan serangan Israel di Gaza selama 15 bulan yang telah menewaskan lebih dari 48.000 warga Palestina dan menyebabkan kehancuran di daerah kantong tersebut. 

 

Yerusalem, Wilayah Palestina yang diduduki (Xinhua/Indonesia Window) – Menteri Pertahanan Israel Israel Katz pada Ahad (23/2) memerintahkan militer untuk mempersiapkan penempatan selama satu tahun di kamp-kamp pengungsi di Tepi Barat seiring Israel mengeskalasi operasi militer skala besar yang sedang berlangsung di wilayah Palestina yang diduduki.

Militer Israel memperluas operasinya pada Ahad pagi waktu setempat ke Qabatiya, sebuah kota di Tepi Barat bagian utara, dengan pasukan dan buldoser memasuki daerah tersebut, menurut kantor berita Palestina WAFA. Para saksi mata melaporkan adanya penghancuran infrastruktur, penggerebekan rumah-rumah, penggeledahan, interogasi, dan pemblokiran jalan dengan gundukan-gundukan tanah.

Katz mengatakan bahwa dia telah menginstruksikan militer untuk mempersiapkan “penempatan jangka panjang untuk setahun mendatang” di kamp-kamp pengungsi yang menjadi target operasi baru-baru ini, seraya bersumpah akan menghalangi para pengungsi pulang ke rumah mereka.

Dia mengklaim bahwa sekitar 40.000 warga Palestina telah meninggalkan kamp-kamp di Jenin, Tulkarm, dan Nur Shams sejak operasi itu dimulai.

Banner

Dia juga mengatakan bahwa kegiatan Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina di Kawasan Timur Tengah (UNRWA) di kamp-kamp pengungsian “telah dihentikan.”

Operasi Tepi Barat
Pasukan Israel bersiaga saat buldoser militer menghancurkan rumah-rumah warga Palestina di Distrik Masafer Yatta, Kota Hebron, Tepi Barat bagian selatan, pada 18 Februari 2025. (Xinhua/Mamoun Wazwaz)

Pada Januari lalu, Israel memberlakukan undang-undang yang melarang UNRWA beroperasi di wilayah Palestina dan melarang otoritas Israel untuk berinteraksi dengan badan tersebut. Terlepas dari larangan tersebut, beberapa kegiatan UNRWA tetap berlanjut.

Katz menggambarkan operasi itu sebagai perang melawan “kebangkitan terorisme.”

Sementara itu, militer Israel mengumumkan bahwa pihaknya mengerahkan satu divisi tank ke Jenin. Menurut kanal berita milik pemerintah Israel, Kan TV, ini menandai kali pertama tank dikirim ke Jenin dalam waktu sekitar 20 tahun.

Militer Israel mengatakan bahwa pihaknya telah menambah jumlah pasukan, mengirim unit infanteri Brigade Nahal dan Unit Duvdevan, sebuah unit pasukan khusus, untuk beroperasi di desa-desa di area Jenin.

Militer Israel meluncurkan operasi itu di Jenin pada 21 Januari dan sejak saat itu telah memperluas operasinya ke kota-kota dan kamp-kamp pengungsi lainnya, menyebabkan kehancuran yang meluas dan puluhan orang tewas.

Banner
Operasi Tepi Barat
Tentara Israel mencegah para pengungsi Palestina di Kota Jenin, Tepi Barat, pulang ke rumah mereka di kamp pengungsi Jenin pada 19 Februari 2025. Palestina pada Rabu (19/2) menuding Israel melancarkan perang berskala besar di Tepi Barat, terutama di wilayah utara, yang melibatkan “kejahatan pembunuhan, pengusiran, dan penghancuran harta benda.” (Xinhua/Nidal Eshtayeh)

Operasi Tepi Barat itu dilancarkan di saat Israel dan Hamas telah mencapai gencatan senjata yang rapuh pada Januari lalu, menghentikan serangan Israel di Gaza selama 15 bulan yang telah menewaskan lebih dari 48.000 warga Palestina dan menyebabkan kehancuran di daerah kantong tersebut.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan