Nilai euro melemah sebesar 0,7 persen terhadap dolar AS pada Kamis (2/1), hingga mencapai level terendah dalam dua tahun terakhir setelah melalui rentetan depresiasi sejak September 2024.
Frankfurt, Jerman (Xinhua/Indonesia Window) – Nilai euro melemah sebesar 0,7 persen terhadap dolar AS pada Kamis (2/1), hingga mencapai level terendah dalam dua tahun terakhir setelah melalui rentetan depresiasi sejak September lalu.
Nilai tukar acuan euro terhadap dolar AS turun ke angka 1,0321, yang merupakan level terendah sejak November 2022, sebut data yang dipublikasikan di situs jejaring bank sentral Uni Eropa, European Central Bank (ECB).
Mata uang umum naik menjadi 1,1196 terhadap dolar AS pada akhir September 2024, level tertinggi sejak Februari 2022, sebelum kemudian mulai menurun secara beruntun yang terus berlanjut hingga saat ini.
Perekonomian yang lesu di sejumlah negara Eropa terkemuka, spekulasi perbedaan pemangkasan suku bunga yang akan datang oleh ECB dan Federal Reserve (The Fed), serta ancaman tarif ekspor Eropa ke AS diyakini menjadi beberapa faktor utama yang menyebabkan penurunan nilai euro.
Bank sentral Jerman pada Desember memperkirakan bahwa ekonomi Jerman akan turun 0,2 persen pada 2024 setelah mengalami kontraksi selama dua tahun berturut-turut. ECB pada Desember mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di kawasan euro kehilangan momentum.
Setelah inflasi di kawasan euro perlahan turun ke level target, para pengamat pasar memperkirakan bahwa ECB mungkin akan melanjutkan pemangkasan suku bunga lebih cepat daripada The Fed tahun ini, sehingga membebani nilai tukar antara euro dan dolar AS.
Laporan: Redaksi