Jakarta (Indonesia Window) – Harga minyak naik di perdagangan Asia pada Rabu pagi, menyusul penurunan dua sesi beruntun setelah data industri menunjukkan penurunan tak terduga dalam stok minyak mentah dan bahan bakar AS, mengimbangi kekhawatiran kemungkinan kenaikan pasokan dari Iran.
Minyak mentah berjangka Brent terdongkrak 23 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 91,01 dolar AS per barel pada pukul 01.22 GMT, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berada di 89,47 dolar AS per barel, menguat 11 sen atau 0,1 persen.
“Kekurangan pasokan adalah faktor kunci yang mendorong harga minyak,” kata Tina Teng, seorang analis di CMC Markets.
Stok minyak mentah, bensin, dan produk sulingan AS turun pekan lalu, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API) pada Selasa (8/2). Persediaan minyak mentah turun 2 juta barel, menurut API, dibandingkan ekspektasi analis untuk kenaikan 400.000 barel.
Lebih banyak data dari Badan Informasi Energi AS (EIA) akan tersedia pada Rabu pukul 10.30 waktu setempat (15.30 GMT).
Namun, kekhawatiran tentang kemungkinan kesepakatan nuklir Iran yang dapat melepaskan lebih banyak minyak ke pasar global membebani harga.
Brent dan WTI turun sekitar 2,0 persen pada Selasa (8/2), merosot untuk sesi kedua berturut-turut, karena Washington melanjutkan pembicaraan tidak langsung dengan Iran untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir.
Kesepakatan semacam itu dapat mencabut sanksi AS terhadap minyak Iran dan dengan cepat menambah pasokan ke pasar, meskipun sejumlah masalah vital masih perlu diselesaikan.
“Dengan negosiasi yang sedang berlangsung, harga minyak kemungkinan akan kehilangan tenaga di pekan depan, meskipun ada lonjakan yang lebih tinggi yang kita lihat hari ini,” kata Teng, menambahkan bahwa ada juga beberapa aksi ambil untung di antara investor yang menjadi berhati-hati setelah harga mencapai level tertinggi lebih dari tujuh tahun.
Harga minyak di dekat 100 dolar AS per barel juga bisa menarik lebih banyak produksi dari Amerika Serikat. Badan Informasi Energi AS memperkirakan produksi minyak mentah AS naik 770.000 barel per hari menjadi 11,97 juta barel per hari pada 2022.
Sementara itu, kekhawatiran atas Ukraina tertahan ketika Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia yakin langkah-langkah dapat diambil untuk mengurangi eskalasi krisis setelah pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan meminta semua pihak untuk tetap tenang.
Laporan: Redaksi