Banner

Peneliti ungkap hubungan kausal antara mikroba manusia dan umur panjang

Ketua Partai di Komunitas Junmen Lin Dan (kedua dari kiri) berbincang dengan beberapa warga lanjut usia di sebuah kantin komunitas di Komunitas Junmen di Fuzhou, Provinsi Fujian, China tenggara, pada 9 September 2022. (Xinhua/Jiang Kehong)

Mikrobioma manusia dan umur panjang memiliki hubungan sebab akibat (kausal), dengan jenis mikroba tertentu berkaitan dengan peningkatan atau penurunan peluang untuk berumur panjang.

 

Beijing, China (Xinhua) – Sejumlah peneliti China baru-baru ini menilai hubungan sebab akibat (kausal) antara mikrobioma manusia dan umur panjang, menemukan bahwa jenis mikroba tertentu berkaitan dengan peningkatan atau penurunan peluang untuk berumur panjang.

Meski penelitian-penelitian terdahulu berhasil mengungkap keterkaitan antara mikrobioma manusia, terutama mikrobiota usus, dan umur panjang, kausalitasnya masih belum jelas.

Para peneliti dari Universitas Akademi Ilmu Pengetahuan China, Universitas Zhejiang, Universitas Peking, Universitas Fudan, dan BGI-Shenzhen menggunakan metode analisis pengacakan Mendel, berdasarkan studi asosiasi genome-wide, untuk menemukan hubungan kausal antara usus manusia dan mikroba oral, dan umur panjang manusia.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports itu menemukan bahwa beberapa kelompok mikroba usus yang terlindungi dari penyakit berkaitan dengan peningkatan kemungkinan untuk berumur panjang. Studi tersebut juga mengungkap bahwa mikroba usus lainnya, seperti patogen kanker kolorektal, memiliki hubungan negatif dengan umur panjang.

Banner

Studi itu menunjukkan lebih jauh bahwa individu yang berumur panjang secara genetik cenderung memiliki kelimpahan yang lebih tinggi untuk kelompok mikroba tertentu, seperti Prevotella dan Paraprevotella, tetapi memiliki kelimpahan yang lebih rendah untuk spesies Bacteroides dan Fusobacterium.

Individu yang berusia 100 tahun ke atas (centenarian) secara genetik memiliki keragaman mikroba usus yang lebih rendah, tetapi tidak memiliki perbedaan dalam hal mikroba oral jika dibandingkan dengan kelompok usia lainnya, menurut studi tersebut.

Para peneliti juga mengatakan perlunya untuk memantau relokasi mikroba komensal di antara bagian tubuh manusia yang berbeda guna meningkatkan peluang untuk hidup lebih lama dan sehat.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan