Banner

Mikro plastik di perairan Taiwan meningkat di musim panas

Ilustrasi. Kepadatan mikro plastik di perairan Taiwan tertinggi di musim panas, kemungkinan karena peralatan yang digunakan untuk budidaya tiram. (Brian Yurasits on Unsplash)

Jakarta (Indonesia Window) – Kepadatan mikro plastik di perairan Taiwan tertinggi di musim panas, kemungkinan karena peralatan yang digunakan untuk budidaya tiram, kata sebuah kelompok lingkungan baru-baru ini, setelah melakukan studi selama 10 bulan.

Studi yang dilakukan oleh Yayasan Pendidikan Kelautan Kuroshio, melanjutkan penelitiannya pada tahun 2018, memberikan analisis pertama tentang polusi mikro plastik di perairan sekitar Taiwan, menurur laporan Kantor Berita Taiwan (CNA).

Yayasan tersebut menemukan mikro plastik (potongan plastik dengan panjang kurang dari 5 milimeter) di semua lokasi uji yang dipilih di sekitar Taiwan pada 2018, dengan kepadatan polusi tertinggi dalam sampel air yang dikumpulkan di pantai timur laut dan barat daya Pulau Formosa.

Dalam studi terbarunya, yang dilakukan pada Juni 2019 hingga Maret 2020, kelompok tersebut berfokus pada dua wilayah itu dan menganalisis sampel laut yang dikumpulkan sepanjang tahun.

Menurut Wen Pei-chan, seorang peneliti dalam kelompok itu, polusi mikro plastik ditemukan jauh lebih buruk di pantai timur laut dari pada di perairan barat daya.

Selain itu, polusi di pantai timur laut 49 kali lebih tinggi di musim panas dari pada di musim semi, kata Wen.

Di musim panas, setiap meter kubik air di lepas pantai Keelung mengandung hingga 25 buah mikro plastik, setara dengan 50.000 keping mikroplastik di kolam renang ukuran olimpiade, kata Wen, mengutip penelitian tersebut.

Dia mengaitkan polusi yang lebih tinggi di musim panas dengan peningkatan plastik busa, yang menyumbang 90 persen mikroplastik yang ditemukan di beberapa lokasi uji di sebelah barat daya.

Plastik busa digunakan oleh petani tiram di Taiwan untuk menjaga rak tiram tetap mengapung, kata Wen, seraya menambahkan bahwa periode puncak budidaya tiram di pantai barat daya adalah dari bulan Maret hingga Juni.

Setelah tiram dipanen, rak dan pelampungnya diseret ke pantai, tapi ada juga yang terseret ke laut, katanya.

Dibantu oleh arus dan angin barat daya, potongan-potongan plastik busa ini terbawa ke pantai timur laut Taiwan, yang mungkin menjelaskan mengapa polusi plastik padat dapat ditemukan di barat daya dan timur laut, kata Wen.

Setelah musim panas, pecahan plastik (potongan plastik keras dari botol dan wadah) adalah bentuk polusi mikro plastik yang paling umum dan ditemukan di hampir setiap lokasi pengujian dalam penelitian tersebut, kata Wen.

Yayasan Pendidikan Kelautan Kuroshio menyarankan agar pemerintah daerah mendaur ulang pelampung polistiren dengan benar dan limbah lain yang dihasilkan oleh industri perikanan, seperti jaring ikan, guna mengurangi polusi mikroplastik.

Selain itu, kelompok lingkungan tersebut juga mengimbau masyarakat untuk mengurangi penggunaan produk plastik sehari-hari.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan