Menlu Hongaria Szijjarto menuturkan bahwa dirinya akan bertemu dengan para perwakilan dari raksasa energi Rusia Gazprom, perusahaan nuklir negara Rusia Rosatom, dan pejabat pemerintah yang bertanggung jawab atas kebijakan energi Rusia untuk membahas cara-cara mencegah kelangkaan energi di negaranya pada musim dingin tahun ini.
Budapest, Hongaria (Xinhua) – Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Hongaria Peter Szijjarto pada Selasa (11/10) mengatakan di Budapest bahwa dirinya akan melawat ke Moskow pada Kamis (13/10) untuk menyampaikan pesan perdamaian yang kuat dan membahas cara-cara untuk memastikan pasokan energi Hongaria.
Sang menteri akan berada di Moskow untuk menghadiri acara Pekan Energi Rusia (Russian Energy Week).
“Jelas bahwa eskalasi (situasi) di Ukraina bergerak ke arah yang sangat berbahaya. Saat ini, kita benar-benar berada pada momen terakhir untuk membalikkan situasi,” kata Szijjarto dalam sebuah konferensi pers gabungan dengan Menteri Pembangunan Ekonomi dan Teknologi Slovenia Matjaz Han.
“Alih-alih upaya eskalasi dan retorika perang, saya pikir inilah waktunya bagi kita di Eropa untuk beralih memfokuskan semua upaya kita guna menciptakan perdamaian,” imbuh Szijjarto.
Szijjarto menuturkan bahwa dirinya akan bertemu dengan para perwakilan dari raksasa energi Rusia Gazprom, perusahaan nuklir negara Rusia Rosatom, dan pejabat pemerintah yang bertanggung jawab atas kebijakan energi Rusia untuk membahas cara-cara mencegah kelangkaan energi di Hongaria pada musim dingin tahun ini.
Szijjarto adalah satu-satunya menteri dari negara anggota Uni Eropa (UE) yang akan menghadiri acara di Moskow tersebut.
“Mereka yang mengkritik saya atas hal ini (berpartisipasi dalam Pekan Energi Rusia) tidak menginginkan perdamaian, (dan) mereka tidak tertarik dengan apakah rakyat Hongaria akan memiliki pasokan energi atau tidak,” ujar Szijjarto.
Kendati pemerintah Hongaria bersama dengan negara-negara anggota UE lainnya mendukung sanksi Barat atas Rusia, negara itu sangat menentang perluasan sanksi ke sektor energi Rusia.
Protes sanksi
Pada 25 September lalu di Budapest, Menlu Hongaria Szijjarto menegaskan bahwa sejumlah sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia merugikan Eropa dan hal itu merupakan sebuah “kegagalan total”.
Sebagai dampak dari sanksi-sanksi UE yang diberlakukan sejauh ini akibat konflik Rusia-Ukraina, inflasi Eropa meroket, biaya utilitas, harga gas alam, dan harga pangan naik, dan perekonomian di benua itu memasuki resesi, ujar Szijjarto dalam saluran radio publik Hongaria MR1.
“Ini merupakan sebuah kegagalan total, karena sekarang sudah jelas bahwa sanksi-sanksi ini jauh lebih merugikan bagi Eropa dibanding Rusia sendiri dan menyebabkan kerusakan besar pada ekonomi UE,” katanya.
Szijjarto juga menyuarakan pendapatnya tentang keuntungan yang diraih Amerika Serikat dari kebijakan sanksi UE. “Tidak dapat disangkal bahwa ekonomi Amerika berjaya dengan adanya sanksi-sanksi ini, sementara ekonomi UE bergerak menuju resesi,” sebut Szijjarto.
“Saya menganggap dialog dan negosiasi sebagai sebuah nilai, tetapi sepertinya tidak semua orang setuju dengan itu,” kata Szijjarto.
“Jika kita menutup jalur komunikasi, jalur diplomatik, kita akan menyerah selamanya dan kehilangan harapan bahwa konflik ini akan berakhir,” imbuhnya.
Laporan: Redaksi